PATI (SUARABARU.ID)– Kawasan sekitar Sungai Silugonggo, khususnya di wilayah Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, sering menjadi langganan banjir, karena wilayah ini berada di area cekungan.
Untuk membebaskan warga dari banjir musiman itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta agar penanganan teknis seperti pembuatan polder, kolam retensi, rumah pompa, dan tanggul di Juwana, harus segera dilakukan tahun ini.
”Di Pati ini, ada beberapa karakteristik daerah yang memang cekungan. Ini tidak bisa dibiarkan, hanya pasrah pada alam. Karena tantangan berikutnya adalah rob,” kata Ganjar, saat mengecek banjir di Desa Doropayung, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Rabu (11/1/2023).
BACA JUGA: Dandim 0728 Wonogiri: Hindari Segala Bentuk Pelanggaran
Banjir yang terjadi di Desa Doropayung ini, merupakan salah satu contoh banjir musiman yang sering dihadapi warga. Bahkan pada 2014 silam, tercatat menjadi banjir terbesar di daerah itu.
Selain daerah itu, masih ada sejumlah area lain di wilayah Pati yang juga menjadi langganan banjir, saat memasuki musim hujan. Ganjar sendiri sudah meminta Pj Bupati, Camat, Kades, dan PUPR, untuk membantu memetakan daerah-daerah rawan banjir itu.
Bahkan Ganjar sudah berkomunikasi langsung dengan Menteri PUPR, terkait banjir di Pati dan Kudus, karena dua wilayah itu berkaitan.
BACA JUGA: Ditbinmas Polda Jateng Gelar Pelatihan TOT Polmas
”Di area cekungan memang harus dengan reengineering, teknik, apakah ditanggul. Tadi usulannya dibuat polder, terus kemudian dipompa. Jadi kolam-kolam retensinya dibuat,” lanjutnya.
Menurut Ganjar, teknis penanganan itu akan dikerjakan bersama antara Pemerintah Provinsi Jateng, Pemerintah Kabupaten Pati, Kementerian PUPR, dan Balai Besar Wilayah Sungai.
”Tugas kami dari pemerintah, mencarikan sumber anggarannya. Secara teknis nanti saya minta PUPR untuk mendesain areanya. Nanti kerja sama dengn BBWS. Biar kami memasilitasi dari provinsi, sehingga ini mesti diselesaikan secara lebih komprehensif,” ungkapnya.
BACA JUGA: Jalan Provinsi di Grobogan Rusak Makin Parah Akibat Hujan dan Banjir
Ganjar menjelaskan, penanganan yang saat ini sudah terlihat dan cukup efektif mengurangi dampak luapan Sungai Silugonggo adalah, pembangunan jalan atau jalur evakuasi, yang sekaligus berfungsi sebagai tanggul.
”Jalan ini bisa jadi tanggul, sekaligus jadi jalur evakuasi. Ini lebih tinggi nggak apa-apa, memang agak mahal. Kalau kemudian dengan ketinggian 30 cm ternyata nggak pernah limpas, artinya 30 cm bisa cukup mengontrol,” paparnya.
Ganjar menegaskan, penanganan banjir di Pati, khususnya wilayah Juwana, memang harus dikerjakan bersama. Penataan di beberapa area juga harus melibatkan pihak lain. Misalnya terkait sedimentasi di muara Juwana, yang harus segera dinormalisasi dan ditata dengan baik.
”Khusus Juwana ini kita tata betul, karena ini legend lho. Terkenal produk perikanannya bagus. Sayang nanti kalah, kemudian itu terdistorsi oleh menajemen yang buruk, apalagi di area terbuka. Ini bagian yang sudah masuk dalam obrolan saya dengan Pak Menteri,” tukas Ganjar.
Riyan