blank
Siswa SMK Assa'idiyah 2 Kudus saat membantu memasak untuk Dapur Umum untuk pengungsi banjir di GKMI Tanjungkarang, Kudus. Foto:Ist

KUDUS (SUARABARU.ID) – Kontribusi nyata dan bermakna ditunjukkan para siswa SMK Assa’idiyah 2 Kudus atas bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kudus. Sekolah berbasis pesantren ini berperan serta mengelola Dapur Umum untuk pemenuhan kebutuhan makanan bagi korban banjir yang mengungsi di aula Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjungkarang, Kudus.

Sebanyak 30 siswa jurusan Tata Boga ini dengan sigap terlibat langsung dalam mengolah masakan Indonesia dengan gizi yang baik untuk makan pagi, siang, malam, bagi warga korban banjir.

Para siswa SMK Assai’diyyah 2 Kudus yang merupakan salah satu SMK binaan Djarum Foundation ini mampu memproduksi sebanyak 510 paket makan setiap harinya.

“Sesuai ilmu yang kami peroleh di bangku sekolah, kami ingin memberikan sumbangsih tenaga untuk memasak kebutuhan pengungsi korban banjir yang ada di GKMI Tanjungkarang ini,”kata Fatimatuzzahro, salah seorang siswa SMK Assa’idiyah 2 Kudus saat ditemui di sela-sela penyiapab makan siang bagi pengungsi, Sabtu (7/1).

Menurut Zahro, aksi sosial ini merupakan bentuk kepedulian seluruh jajaran guru pengajar dan siswa jurusan Tata Boga SMK Assa’idiyah 2 Kudus untuk ikut meringankan beban para korban banjir.

Meski berasal dari sekolah yang berbasis pondok pesantren, namun para Zahro dan teman-temannya tak canggung untuk ikut membantu memasak makanan bagi pengungsi yang ada di GKMI.

Kegiatan ini, kata Zahro juga memberikan pengalaman tersendiri bagi dia dan teman-temannya. Kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa simpati dan empati terhadap sesama yang tertimpa musibah.

“Nggak masalah karena tujuan kami murni untuk kemanusiaan dan membantu sesama tanpa melihat agama, suku atau apapun,”ujarnya.

Sementara, Hesti Kristiana, salah satu pengungsi di GKMI Tanjungkarang mengaku salut dengan apa yang dilakukan oleh para siswa SMK Assa’idiyah.

Menurutnya, selain mampu memasak dengan baik, para siswa tersebut juga menunjukkan jiwa kemanusiaan yang tinggi.

“Masakannya cukup enak, dan sangat membantu kami sebagai pengungsi,”tandasnya.

Sebagaimana diketahui, memasuki penghujung tahun 2022 dan awal tahun 2023, banyak wilayah di Indonesia harus menghadapi peningkatan cuaca ekstrem berupa angin kencang maupun curah hujan yang tinggi secara terus menerus.

Beberapa kawasan Kudus terdampak banjir yang cukup parah sejak Sabtu (31/12/2022), dan dilaporkan belum surut hingga hari ini, Sabtu (7/1/2023).

Pemerintah Kabupaten Kudus kemudian menetapkan status darurat banjir, karena telah melanda 25 desa, 5 kecamatan. Terdata bahwa sawah seluas 7.945 hektar, dengan 48.181 jiwa telah terdampak, serta total jumlah pengungsi mencapai lebih dari seribu orang.

Keikutsertaan SMK Assa’idiyah membantu Dapur Umum di Posko Pengungsian GKMI Tanjungkarang ini juga merupakan implementasi pembelajaran dalam bentuk penguatan karakter Profil Pancasila secara nyata melalui kejadian bencana banjir ini.

Ada beberapa nilai yang kuat tercermin dalam proyek sekolah ini, diantaranya mambangun karakter Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak, bernalar kritis serta bergotong royong. Setidaknya tiga dari enam kompetensi atau dimensi kunci perwujudan Profil Pelajar Pancasila tersebut telah berhasil dikembangkan.

Sebuah kompetensi yang kritis serta kontribusi gotong royong berbasis Problem Based Learning yang dikembangkan secara nyata untuk mengatasi permasalah di masyarakat terkait bencana banjir yang melanda Kudus.

Ali Bustomi