blank
Ganjar berfoto bersama beberapa warga, yang lahannya terkena dampak pembangunan Bendungan Bener, di Kabupaten Purworejo. Foto: hms

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Badan Pertanahan Negara (BPN) Kabupaten Purworejo, akan melakukan pengukuran 34 bidang lahan di Desa Wadas, pada Selasa-Rabu (10-11/1/2023). Hal itu merupakan tindak lanjut dari penyerahan berkas yang dilakukan Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa), Insin Sutrisno, beberapa waktu lalu.

Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah Pembangunan Bendungan Bener, Andri Kristanto, mengatakan, saat ini tinggal delapan bidang dari total target 617 bidang, untuk penambangan batu andesit di Desa Wadas.

”Untuk tahap ketiga ini sudah ada berkas 34 bidang yang diserahkan. Pengukuruan akan dilakukan pada 10-11 Januari 2023,” kata dia dalam keterangannya di Purworejo, Senin (2/1/2023).

BACA JUGA: Di Ngadirojo Wonogiri, Seorang Pria Ngamuk Merusak Genting Rumah Memakai Cangkul dan Sabit

Bagi pemilik lahan yang tersisa, diharapkan untuk segera menyerahkan berkas maksimal pada Maret 2023. Sebab, target pembebasan lahan pada 6 Juni 2023.

”Diharapkan yang belum menyerahkan, bisa segera tiga bulan sebelum Juni, yakni Maret. Karena setelah penyerahan masih ada tahapan penilaian dan pembayaran,” imbuhnya.

Andri memastikan tidak ada paksaan bagi warga untuk menyerahkan berkas. Namun pihaknya juga berharap, tidak dilakukan konsinyasi. ”Warga yang belum menyerahkan bisa menyerahkan. Kami masih punya harapan tidak dilakukan konsinyasi,” tandasnya.

BACA JUGA: 52 Anggota Polres Wonosobo Naik Pangkat Setingkat Lebih Tinggi

Sebelumnya, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menyempatkan diri berkunjung ke Tandem Resto di bawah Jembatan Sungai Kodil, Purworejo. Resto itu merupakan milik Fahrurozi Asabi. Fahrur adalah salah satu penerima uang ganti rugi. Dia mengaku, menerima uang ganti rugi antara Rp 1miliar hingga Rp 2 miliar.

Gubenur Ganjar sendiri mengaku senang, dengan suasana kondusif di Desa Wadas. Dia mengungkapkan, kebanyakan warga yang awalnya menolak keras proyek itu, kini mulai melunak. Menurutnya, beberapa warga Wadas mengajak berdialog, dan sebagian lainnya bahkan sudah menyerahkan sertifikat, lantaran komunikasi yang terjalin baik.

”Di antara beberapa kawan-kawan kemarin yang hadir dulu, pernah bersitegang. Tetapi hari ini dengan tenang, dengan halus, menyampaikan apa yang perlu diperhatikan, termasuk mitigasi dampak dari yang ada,” ujar Ganjar saat berkunjung ke Tandem Resto.

BACA JUGA: Yanie Giat Kepala Disdikpora Kebumen, Widiatmoko Kepala Kesbangpol

Ganjar mengungkapkan, ada beberapa warga Wadas yang mengajukan syarat. Hal itu pun langsung disanggupinya. Kesanggupan serupa juga ditegaskan Kepala BBWS Serayu Opak, Dwi Purwantoro yang mendampingi Ganjar malam itu.

Termasuk menindaklanjuti permintaan kelompok tani yang merasa dirugikan karena irigasinya tertutup dari jalan, untuk lalu lintas kendaraan proyek. Ganjar pun mengapresiasi pihak BBWS-SO yang sigap meng-handle itu.

Di sisi lain, Gubernur Jateng dua periode itu menambahkan, sosialisasi kepada warga terkait penambangan terus dilakukan. Dia tidak ingin ada pemahaman keliru, yang membuat warga ketakutan.

BACA JUGA: Kedaulatan Pangan Masuk Prioritas Pembangunan Pemkot Semarang di 2023

”Warga bisa mengawasi. Saya juga menyampaikan sebelum penambangan dilakukan, terhadap warga pun sudah dilakukan pelatihan, sudah ada bantuan-bantuan, baik itu sifatnya fisik, pelatihan, maupun peralatan. Itu semua sudah dilakukan,” tuturnya.

Hal yang sama juga berlaku, terkait proses uang ganti rugi. Ganjar memastikan prosesnya akan berjalan baik, dan sesuai dengan kesepakatan. Cerita panjang persoalan Wadas, imbuh Ganjar, menemui babak baru, di mana sejak awal diinginkannya berjalan seperti sekarang ini.

”Alhamdulillah. Saya menyampaikan terima kasih kepada warga yang sudah berkenan komunikasi terbuka, terharu juga saya. Yang dulu berbeda dan agak kenceng, Pak Ganjar mbok mampir ke rumah saya, Insya Allah saya ke sana,” tukasnya.

Riyan