Untuk, Kota Lama dianggarkan dari pemerintah pusat lebih dari Rp 200 miliar. Lalu, normalisasi Kali Beringin dan jalan protokol.

“Tahun 2022 ini covid mulai turun. Sehingga iklim usaha ekonomi mulai berjalan. Mesti tahun 2023 mendatang terus akan dilakukan, tapi masih ada yang meleset karena kondisi alam,” katanya.

Dikatakan Mbak Ita, sapaan akrabnya, bahwa per tanggal 28 desember, pendapatan daerah mencapai 102 persen, dan selanjutnya Kota Semarang juga meraih peringkat nomor dua se-Indonesia, saat rakor dengan menteri dalam negeri terkait pengendalian inflasi daerah, baru-baru ini.

“Memang ada kenaikan bahan pokok perayaan keagamaan natal dan tahun baru, membuat belanja atau konsumsi di masyarakat lebih tinggi. Tapi secara Yoy inflasi dibawah 5 persen, sehingga sesuai target dan terlampaui semuanya,” imbuhnya.

Terkait infrastruktur, yang masih menjadi PR, untuk dilanjutkan tahun 2023 adalah masalah drainase, saluran untuk dioptimalkan lagi.

“Kalau masalah titik keramaian dan pembangunan gedung kolaborasi dengan pemerintah pusat, dan merangkul pihak swasta dalam pembangunan kota. Prinsipnya kami meneruskan visi misi, Hendi- Ita, tinggal disesuaikan, karena program pembangunan sudah berjalan,” paparnya.

Selain itu, PR masih di wilayah Tambak Lorok dan Pedurungan yang terjadi rob. Karena alam juga sarana infrastruktur rendah berdampak pada stunting dan kemiskinan

“Namun, akan berkurang dampak rob dengan adanya site pile yang sudah lelang november lalu, dan akan dikerjakan pada januari 2023,” lanjutnya.

Diharapkan, kata Mbak Ita, site pile akan. Rampung sebelum satu tahun. “Memang ada kendala misalnya di Kali tenggang memerlukan 12 pompa, baru ada 6 pompa, perlu juga normalisasi kali tenggang, lalu ki sringin ada 5 pompa baru 4 yang berjalan,” terangnya.

Ketua DPRD Kota Semarang, yang diwakili Wakil Ketua Wahyu ‘Liluk’ Winarto, mengatakan, pihaknya dari sisi pengawasan harusnya semua program pembangunan sudah tercapai sesuai target yang direncanakan, masih ada sedikit pekerjaan rumah dalam mengurangi dampak rob, dan banjir.

Kalau terkait penganggaran anggaran APBD kota Semarang hampir semuanya terserap, dan menyasar masyarakat.

“Dari kami pada prinsipnya mitra pemerintah kota semarang dalam mendukung fungsi pengawasan, penganggaran dan pembuatan perda,” jelasnya.

Sementara itu, Pengamat Pemerintahan Undip Semarang, Teguh Yuwono menyampaikan pemkot Semarang nilainya mencapai semua program pembangunan selama tahun 2022. Dan cukup dirasakan sampai di masyarakat merata.

“Menurut saya tidak harus terkait fisikal saja, karena kalau rob adalah faktor alam. Namun, lebih didorong untuk konsentrasi peningkatan pendidikan, kesehatan masyarakat. Misalnya masih ada keluhan masyarakat lamanya mengantre saat akan mendapatkan pelayanan kesehatan dan mengurus kependudukan. Kalau ini ditingkatkan dari IT, waktu masyarakat akan lebih cepat dan efisien,” paparnya.

Selain itu, terkait peningkatan grade puskesmas sehingga bisa melayani semua masyarakat tidak harus ke luar negeri.

“Kota Semarang jika ingin makin hebat lagi jangan lupa dalam hal peningkatan SDM, karena indikator keberhasilan atau kemajuan kota/kabupaten berkaitan dengan indeks pembangunan manusia (IPM)-nya, sekarang kota semarang berada di nomor kedua, dibawah kota Salatiga, yang dari segi ,urusan kesehatan, ekonomi dan urusan inovasi ekonomi lebih mudah untuk dikondisikan,” pungkas Teguh.

Hery Priyono