simulasi pengaman
Anggota Brimob Polda Jawa Tengah saat melakukan simulasi pengamanan dari ancaman aksi teror di kawasan objek wisata Candi Borobudur,Sabtu (17/12/2022). Foto: Istimewa.

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID): Menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Satuan  Brimob Polda Jateng melakukan simulasi pengamanan dari ancaman aksi teror di kawasan objek wisata Candi Borobudur,Sabtu (17/12/2022). Langkah tersebut dilakukan utnk mengantisipasi kejadian aksi terror di pusat keramaian.

“ Simulasi penanganan aksi teror ini dilakukan untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang dianggap sebagai aksi terror, dalam rangka menghadapi liburan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023,” kata Wakil Komandan Sat Brimob Polda Jateng, AKBP Arif Agung di sela-sela simulasi tersebut,Sabtu (17/12/2022).

Arif mengatakan,simulasi penanganan aksi teror  tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang dianggap sebagai aksi teror di objek wisata yang menjadi prioritas pemerintah seperti Candi Borobudur.

Menurutnya, selain dilakukan di objek wisata superprioritas, simulasi semacam itu juga akan dilakukan di tempat-tempat keramaian lainnya, seperti di stasiun kereta api dan lainnya.

Ia menambahkan , dalam simulasi tersebut pihaknya juga melibatkan personel lainnya seperti dari personel Polresta Magelang, Balai Konservasi Borobudur dan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.

“Sedangkan dari Sat Brimob berasal dari Satuan Detasemen Gegana,” katanya.

General Manager Unit Borobudur Jamaludin Mawardi menilai, simulasi penanganan teror yang dilakukan Saat Brimob Polda Jateng tersebut sangat tepat. Karena, beberapa waktu lalu terjadi aksi bom bunuh diri di Bandung Jawa Barat.

“Simulasi penanganan ancaman terorisme ini sangat tepat dilakukan dan membuktikan PT TWC maupun BKB dan pemangku kebijakan lainnya bersinergi dalam pengamanan Candi Borobudur,” kata Jamal.

Pada simulasi tersebut, Brimob Polda Jateng membuat skenario, terjadi penyanderaan terhadap wisatawan dan ada penemuan bom, kemudian bom dijinakkan dan dilakukan pembebasan sandera. W. Cahyono