blank
Achraf Hakimi dan Kylian Mbappe, sama-sama bermain untuk klub PSG. (foto: 90min.com)

(SUARABARU.ID) – Manajer Maroko Walid Reragui mengaku akan memberikan kebebasan bek kanan Achraf Hakimi untuk mencari cara menghentikan penyerang Prancis Kylian Mbappe menjelang semifinal Piala Dunia mereka.

Rekan satu tim di klub Paris Saint-Germain akan saling berhadapan pada hari Rabu (Kamis dinihari WIB) untuk memperebutkan satu tempat di final Piala Dunia 2022, yang mereka akan menghadapi pemenang pertandingan antara Argentina dan Kroasia.

Menghentikan Mbappe telah menjadi fokus besar bagi semua pelatih di turnamen ini, tetapi Reragui siap untuk mengizinkan Hakimi menggunakan pengetahuan dia dalam menghadang andalan Prancis itu untuk membuat rencananya sendiri dan untuk menghentikannya.

“Dia mengenal Mbappe lebih baik dari saya, dia berlatih bersamanya setiap hari,” kata Reragui. “Saya yakin dia lebih baik daripada saya untuk mengenal Kylian. Saya tidak akan menyiapkan rencana taktis apa pun untuk melawan Mbappe,” ungkapnya sebagaimana dikutip 90min.com.

“Sayangnya, Prancis memiliki banyak pemain bagus lainnya, Antoine Griezmann di lini depan dan Ousmane Dembele juga pelengkap sempurna untuk Mbappe. Hakimi adalah salah satu yang terbaik di dunia di posisinya juga. Mereka berdua juara, sama-sama pemain kelas dunia,” tandasnya.

“Kita seharusnya tidak fokus pada Kylian, tapi apa yang bisa kita lakukan untuk menimbulkan masalah bagi Prancis. Saya tidak ragu bahwa Hakimi akan berada dalam performa terbaik untuk mendapatkan yang lebih baik dari temannya.”

Reragui, yang lahir di Prancis, menantang para pemainnya untuk terus menulis ulang sejarah dengan salah satu kekecewaan terbesar dalam sejarah Piala Dunia melawan Les Bleus. “Kami percaya diri dan bertekad untuk menulis ulang buku-buku sejarah. Kami harus sangat kuat untuk maju di turnamen lebih jauh lagi,” akunya.

“Kami percaya diri, tidak lelah, kami masih ingin melangkah lebih jauh di turnamen. Sejak awal turnamen, orang mengatakan kami lelah tapi Anda tidak boleh lelah di semifinal Piala Dunia.”

“Saya lahir di Prancis, saya berkewarganegaraan ganda dan itu suatu kehormatan, suatu kesenangan. Merupakan suatu kehormatan dan kesenangan untuk menghadapi Prancis. Saya pelatih Maroko dan kami akan menghadapi tim terbaik dunia besok. Yang paling penting adalah mencapai final besok.”

“Sebagai pelatih, tidak masalah siapa yang kami lawan, itu tidak menarik bagi saya. Sebagai pesepakbola, pelatih, jadi saya fokus pada permainan. Jika Inggris yang kami hadapi, itu akan sama. Sebagai seorang pelatih, Anda ingin menguji diri Anda sendiri sebagai sebuah tim, itulah pesan yang saya kirimkan kepada para pemain saya.”

“Ketika kami bermain untuk Maroko, kami adalah orang Maroko. Ini pertandingan sepak bola dan harus menjadi festival sepak bola, dan untuk semua berkewarganegaraan ganda itu harus menjadi festival sepak bola. Jika Maroko atau Prancis yang menang, saya yakin banyak orang berkewarganegaraan ganda juga akan senang.”

Nur Muktiadi