blank
SEMINAR - Dinas Kesehatan Kota Tegal bersama dengan KOPI penanggulangan TBC mengadakan seminar. (foto: Istimewa)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Bagi penderita HIV/AIDS akan rawan tertular penyakit Tuberkolusis (TB). “TB dan HIV sulit dipisahkan, karena penderita HIV rawan tertular TB. Untuk itu penderita HIV kita terus lakukan skrining TB, supaya maksimal dalam pengobatanya,” kata Kabid UKMP Dinas Kesehatan Kota Tegal, dr Slamet Riyadi saat seminar tentang penatalaksanaan kasus TB dan HIV di Pendapa Kompleks Balai Kota Tegal.

Untuk menurunkan angka kematian yang disebabkan karena HIV/AIDS dan penularan akibat Tuberkolusis, Dinas Kesehatan Kota Tegal bersama dengan Koalisi Organisasi Profesi Indonesia (KOPI) penanggulangan TBC mengadakan seminar tentang penatalaksanaan kasus TB dan HIV

dr Slamet mengungkapkan dengan adanya skrining tersebut dapat dilihat, bahwa penderita HIV tersebut terkena TB atau tidak. Kota Tegal pernah mendapatkan penghargaan terbaik dalam penemuan penderita TBC. Dan itu diperoleh saat semua sibuk mengurusi Pandemi Covid 19. “Namun kita tetap terus melakukan penelusuran TB, dan itu pun akan terus kita lakukan bersamaan dengan penelusuran HIV/AIDS,” ungkapnya.

Dia juga menjelaskan di Kota Tegal ada 105 kasus yang ditemukan, tetapi campuran antara warga Kota Tegal ada 31 penderita HIV AIS sisanya daerah lain. Dengan tiga meninggal dunia akibat HIV AIDS.

Untuk menurunkan angka kematian akibat HIV AIDS perlu dilakukan seminar dan soaialisasi. Kemudian melakukan skrining dan pemeriksaan untuk menemukan penderita HIV AIDS. “Supaya dapat melihat risiko penularan atau tidak dan kita berharap hal itu dapat dicegah,” pungkasnya.

Sutrisno