Beberapa kendala yang dihadapi di antaranya adalah menunggu persetujuan dari China, yang membutuhkan waktu cukup lama, karena tingginya permintaan registrasi dari berbagai negara, selain Indonesia.

Sementara itu, Kepala BKIPM Semarang, Sokhib, menyampaikan, harapannya dari kegiatan ini adalah menjadikan kegiatan ini sebagai forum diskusi dan mencarikan solusi sehingga unit pengolah ikan dapat segera memperoleh approval number dari China.

“Dengan Approval number tersebut sebagai kunci bagi unit pengolahan ikan untuk dapat melakukan kegiatan ekspor ke China, sehingga roda ekonomi makin cepat bergerak, dan terus bertumbuh mendukung kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah dan Indonesia pada umumnya,” katanya.

Sokhib lebih jauh menjelaskan, kegiatan ini sendiri merupakan terobosan dari BKIPM untuk menjembatani percepatan ekspor dalam rangka membangkitkan kembali roda perekonomian pasca pandemi Covid-19.

“Sebagai catatan, dari Jawa Tengah selama kurun waktu Januari – Oktober 2022 ini, telah tercatatkan ekspor sebanyak 45.524 ton. Sedangkan ekspor tujuan China sendiri  mencapai 3.865 ton di akhir bulan Oktober 2022 dari total ekspor 6.551 ton, lebih dari 50% produk perikanan Jawa tengah diserap oleh China,” katanya.

Tercatat beberapa produk perikanan seperti cumi-cumi, surimi, layur, udang dan remang merupakan lima produk perikanan yang menjadi penyumbang volume ekspor terbanyak pada bulan Oktober 2022.

Hery Priyono