SURAKARTA (SUARABARU.ID)– Pembebasan lahan menjadi salah satu kendala pelaksanaan Proyek Tol Semarang-Demak Seksi 1. Untuk itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, membentuk tim untuk membereskan persoalan ini.
Hal itu seperti diungkapkan Ganjar, usai membuka Musyawarah Nasional XIX Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), di Novotel Hotel, Surakarta, akhir pekan lalu. Sebelumnya, Ganjar mengikuti rapat koordinasi bersama Menko Marves serta kementerian, terkait proyek itu.
Dalam rapat, diketahui terdapat warga yang menolak lahannya dibebaskan untuk proyek tol itu. Penolakan ini terkait dengan perdebatan tanah musnah dan uang ganti rugi atau uang kerohiman.
BACA JUGA: Pemkab Demak Terbaik di Destinasi Belanja Ajang API Awards 2022
”Tentu kita harus segera membereskan, karena waktu satu tahun setelah keputusan dari pengadilan atas gugatan masyarakat ini, penting untuk segera kita tindaklanjuti, agar tidak terlambat,” kata Ganjar.
Ketua Dewan Pembina DPP Papdesi itu menambahkan, keterlambatan pengerjaan bisa memunculkan persoalan lalu lintas. Seperti halnya beberapa waktu lalu, ketika Tol Semarang-Demak Seksi 2 dibuka, dan menjadi solusi kemacetan di sekitarnya.
”Kalau kemudian masyarakat ikhlas untuk membantu, dugaan saya kontribusi ini akan membantu kelancaran yang ada di sana,” tuturnya.
BACA JUGA: Polres Kudus Bekuk Pelaku Prostitusi Online Via Michat
Apalagi Tol Semarang-Demak Seksi 2 juga punya fungsi sebagai tanggul laut. Sehingga manfaatnya tak sekadar persoalan lalu lintas, tapi juga solusi pada masalah rob dan banjir di wilayah sekitarnya.
”Saya berterimakasih kepada warga yang sudah ikhlas untuk membantu, dan kemudian yang belum tolong dong dibantu. Kita siap berdialog, apa yang harus kita sampaikan,” tuturnya.
Ganjar juga menyampaikan, akan membentuk tim khusus, untuk menyelesaikan kendala proyek tol. Pendekatannya dengan mengutamakan personal dan diskusi, hingga mencapai kesepakatan bersama.
BACA JUGA: Bank Jateng Teken Kerja Sama dengan Universitas Indonesia
”Tapi intinya ya soal ganti rugi, atau uang kerohiman. Tinggal kita bicarakan sama mereka. Nanti akan dilakukan pendekatan secara personal. Timsus nanti dibentuk secara menyeluruh,” tandasnya.
Untuk diketahui, Tol Semarang-Demak memiliki panjang 26,95 kilometer, dan terdiri dari dua seksi, yang dibangun melalui skema Kerja Sama Badan Usaha dengan Pemerintah (KPBU).
Seksi 1 Semarang/Kaligawe-Sayung sepanjang 10,64 kilometer, menjadi porsi pemerintah (APBN), dengan kebutuhan biaya Rp 10 triliun. Sedangkan Seksi 2 Sayung-Demak sepanjang 16,31 kilometer, menjadi porsi BUJT yaitu PT PP Semarang Demak, dengan biaya konstruksi Rp 4,7 triliun.
Riyan