Oleh : Naning Sriyati, S.Pd, SD.
JEPARA (SUARABARU.ID) – Anggota DPR RI Komisi VIII H. Abdul Wahid mengatakan, pelatihan simulasi bencana sangat penting terutama bagi daerah yang rawan bencana dan daerah yang berlokasi di lereng gunung. Tujuannya jika suatu saat terkena bencana masyarakat tidak panik dan siap siaga, mengerti apa yang harus dilakukan dan tidak menunggu datangnya pertolongan.
Hal tersebut disampaikan oleh H. Abdul Wahid saat apel pembukaan Simulasi Uji SOP Penanggulangan Bencana yang diadakan dalam rangka pengukuhan Kampung Siaga Bencana di Desa Kunir, Kecamatan Keling. Pada kesempatan tersebut ia juga menyerahkan sejumlah bantuan kepada team simulasi dan guna pembinaan kelompok sebagai “ Kampung Siaga Bencana”
Karena itu menurut H. Abdul Wahid, pelatihan ini disiapkan bukan untuk menolong warga desanya sendiri, tetapi juga selalu siap untuk menolong warga desa lain yang wilayahnya terjadi bencana. “Terutama desa yang terdekat sebelum datangnya pertolongan dari team penolong,” papar H. Abdul Wahid
Pejabat Bupati Jepara Edy Supriyanta saat Pembukaan Apel Simulasi UJi SOP mengungkapkan melalui kegiatan ini diharapkan peserta bisa menjadi kader Penanggulangan Bencana guna mendukung terwujudnya Kampung Siaga Bencana .
“Kecamatan Keling memang daerahnya rawan bencana baik itu tanah longsor maupun bencana yang lain. Karena itu melalui pelatihan ini diharapkan selalu siap siaga dalam penanganan bencana yang ada, baik di desanya sendiri atau di daerah lain yang terkena bencana,” ujar Edy Supriyanta.
Pelaksanaan kegiatan Simulasi ini dilaksanakan dan dilatih oleh team Penanggulangan Bencana dari Kabupaten Jepara bersama anggota Polri , PMI, dan Dinas Kesehatan selama 3 hari di depan Balai Desa Kunir sebagai Logistik Simulasi.
Simulasi ini dilaksanakan untuk mempersiapkan Penanggulangan Bencana di desa Kunir sebagai Desa “Kampung Siaga Bencana” yang memang keadaan daerah desa Kunir yang rawan akan bencana dan sudah pernah terjadi hampir setiap tahun terjadi bencana di desa Kunir terutama Dukuh Jean yang merupakan daerah lereng Gunung dan dataran tinggi.
Dengan bergotong royong dari semua fihak akhirnya jalan masuk menuju dukuh Jean bisa di perbaiki lagi dengan membentuk terasering sehingga posisi tanah tidak menggaung dengan cara membuat terasering dari tanah yang di bungkus dengan karung. Masyarakat berharap ke depannya ada bantuan dari pemerintah yang membangun talud secara permanen atau di beton agar lebih kuat sehingga tidak membahayakan dan terjadi longsor lagi.
Pelatihan Simulasi ini di persiapkan sebagai siap siaga untuk Desa Kunir juga siap siaga menolong warga lain yang terjadi bencana. Sebab sekitar 3 tahun yang lalu, saat di desa Tempur terjadi tanah longsor, banyak warga Tempur yang mengungsi di desa Kunir.
Siswa SDN 2 Kunir Turut Latihan
Kegiatan ini di ikuti oleh warga masyarakat desa Kunir maupun Jean , mulai dari perangkat desa, BPD, RW, RT, Linmas, Anggota TP. PKK, Kader Desa, Pemuda, dan Anak –anak SD Negeri 2 Kunir yang di tunjuk dengan Guru Pembimbing. Para peserta dengan semangat dan kerukunannya siap menjadi tenaga sosial umtuk menolong warga dari bencana.
Dan tidak mau kalah siswa SD yang memang sudah dibekali dengan pendidikan di sekolah baik itu pendidikan karakter maupun pendidikan kepramukaan, saya membawa siswa saya sebanyak 13 siswa yang bterampil di bidang kepramukaan untuk ikut dalam pelatihan.
Mereka sangat antusias dan terampil dalam menghadapi situasi dan kondisi yang terjadi, seakan –akan itu benar-benar terjadi. Dari ke 13 siswa tersebut membaur dengan peserta simulasi dari desa untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sehingga para peserta semangat dan benar-benar serius dalam menjalankannya.
Di dalam Simulasi tersebut kami berperan sebagai korban bencana ada yang tertimpa bangunan atau jatuh panik sehingga luka, ada juga yang masih bisa menolong temannya sendiri. Ini kesempatan bagi kami dan anak anak harus siap dan tanggap apa yang akan dilakukan jika memang terjadi bencana dan tidak hanya menunggu dari bantuan pertolongan dari luar. Para warga yang melihat adegan tersebut juga PJ Bupati Jepara Bapak Edy Supriyanta mengatakan pelatihan tersebut nampak seperti benar benar terjadi gempa.
Penulis adalah guru SD Negeri 2 Kunir, Kecamatan Keling