JEPARA (SUARABARU.ID) – Bertempat di aula rapat Dinsospermasdes Kabupaten Jepara, Selasa 15 November 2022 lima orang Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan dari 5 kecamatan diundang mengikuti Pelatihan Re Branding dan Re Packaging.
Acara dihadiri diantaranya Kepala Bidang Rehabilitasi, Perlindungan, dan Jaminan Sosial (RPJS) Budhi Sulistyawan, S.STP., M.Si, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Abdul Qodir, Syamsiyah (Staf Analis Rehabilitasi Sosial), Nafiu Oksar Rahardian (Staf), Nor Arifin, S.E (Staf), Suma (Staf), Kiki Ari Cahyo Prayitno (Koordinator 1 PKH Kabupaten Jepara), Purwanto (Koordinator 2 PKH Kabupaten Jepara). Narasumber Pelatihan Tristan Alfian dari Unisnu Jepara dan Anisa Harismawati dari Bank Jateng.
Adapun lima pendamping sosial tersebut Ririn Zuli Wahyuni (Kecamatan Mlonggo), Muhammad Dalhar (Kecamatan Bangsri), Sulistyoningsih (Kecamatan Jepara), Iin Afriyanti (Kecamatan Pecangaan), Ariyanto Mohammad Toha (Kecamatan Mayong).
Menurut Budhi Sulistyawan lima orang pendamping sosial PKH ini dinilai kompeten mendampingi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) sebagai peserta pelatihan. “Kita nanti diskusi dan sharing terkait produk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang bermanfaat.” ucapnya.
Budhi juga mengungkapkan bahwa dalam upaya pengentasan kemiskinan di kabupaten Jepara, pendamping sosial Program Keluarga Harapan menjadi sangat penting karena para pendamping ini yang bersinggungan dan mendamping Keluarga Penerima Manfaat melalui program pemberdayaan masyarakat dalam bingkai Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Ia juga mengungkapkan telah menggandeng Indomaret dan Alfamart dalam uji kelayakan produk (tester) Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan sudah dibawa ke Semarang beberapa pekan yang lalu. “Keberagaman varian produk juga sangat penting di pangsa pasar semisal seriping pisang/keripik singkong, akan lebih menarik jika tersedia berbagai varian rempeyek misal rasa original, rasa pedas, rasa manis, rasa asin/gurih, rasa Lombok hijau, rasa hangat (jahe) seperti yang telah diproduksi Kelompok Usaha Bersama binaan Ariyanto.”, jelasnya.
Tahun depan, kami coba rintis pelatihan pusat oleh-oleh yang dipasarkan di hotel-hotel di Jepara. Rumah KUBE sebagai induk, nama masing-masing KUBE tetap masuk sesuai produknya dan tercantum produk halal, nomor jaminan halal dan nomor P-IRT tiap produk berbeda.”pangkasnya.
Pada akhirnya, Budhi minta kepada kelima pendamping sosial PKH yang hadir untuk mengolah data potensi produk untuk direbranding dan direpackaging
Dalam paparannya, Tristan Alfian menyebut bahwa kemasan produk itu sangat penting karena akan mempengaruhi nilai ekonomis produknya. Tristan Alfian juga membawa beberapa contoh kemasan produk di hadapan peserta pelatihan baik produk makanan basah, makanan kering, fashion, dll.
Peserta pelatihan pertama yang diberikan kesempatan, Ariyanto dari pendamping sosial kecamatan Mayong mengungkapkan bahwa untuk proses pengemasan di KUBE dampingannya tidak ada masalah berarti mengingat dukungan anggaran yang bersumber dari Dana Desa sangat optimal sejak tahun 2018. “ Hanya saja yang menjadi catatan ialah desain kemasannya yang dinilai masih konvensional berupa plastik polos bening atau aluminium foil yang ditempeli striker cutting sehingga pelatihan pengemasan ini dinilai tepat,” ujarnya
Ririn dari pendamping sosial kecamatan Bangsri juga mempertanyakan bagaimana kiranya desain packaging untuk produk fashion. Iin dari pendamping sosial kecamatan Pecangaan juga mempertanyakan bagaimana desain kemasan untuk produk yang pangsa pasarnya menengah ke bawah/lokal mengingat kalau misal dibuat modern seperti contoh-contoh yang sudah dibawa nara sumber justru dikhawatirkan tidak laku karena dijual di kampung.
Sementara Anisa Harismawati dari Bank Jateng Cabang Jepara menyampaikan bahwa fihaknya mendukung UMKM Jepara dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Ke depan akan ada tindak lanjut setelah ini..
Hadepe – Arkansa