blank
Didit Endro, (kiri) Pembina Yayasan Gaperto saat menyerahkan penghargaan ( Foto: Anisah)

JEPARA (SUARABARU.ID) –  Secara konsisten, Yayasan Gaperto Jepara mengelar Lomba Baca Puisi Kreatif (LBPK) XI Tingkat Nasional kategori pelajar dan umum. Juga ada  anugerah sastra dari Yayasan Gaperto Jepara  diantaranya untuk Lukman Witjaksana (71) yang lebih dikenal dengan panggilan Chris Papa Jaya karena konsistensinya dalam dunia sastra.

Tujuannya gelaran even ini tentu  untuk memberikan ruang ekspresi bagi para penyair dan sekaligus menyemai munculnya penyair muda . Acara ini dilaksanakan di Aula Pariwisata Pantai Bandengan, Sabtu (29/10/2022).

blank
Yayasan Gaperto Jepara mengelar Lomba Baca Puisi Kreatif (LBPK) XI Tingkat Nasional kategori pelajar dan umum yang digelar di Bandengan Jepara (Foto: Anisah)

Sebanyak 32 pelajar dan 27 peserta kategori umum telah mendaftar dan mengikuti ajang tersebut. Kemudian yang masuk nominasi untuk pelajar 9 orang dan umum 7 orang.

Setelah melalui seleksi yang sangat ketat, dewan juri  yang terdiri dari sastrawan tingkat nasional Sosiawan Leak, Bontot Sukandar dan Wage Tegoeh Wijono serta Sarjono dan Kustam Eka Jalu  menetapkan pemenang kategori umum:  1. Fauzan Muhaimin asal Tegal, Jawa Tengah 2. Ahmad Nailur Rohman asal Kedung, Jepara 3. Roji asal Tegal, Jawa Tengah

blank
Anugerah sastra dari Yayasan Gaperto Jepara diantaranya untuk Lukman Witjaksana (71) yang lebih dikenal dengan panggilan Chris Papa Jaya karena konsistensinya dalam dunia sastra (Foto: Anisah)

Sedangkan pemenang kategori pelajar : 1. Selfi Nur Ayu T. L. dari SMAIT. Akmala Sabila dari Cirebon,  2. Bantaran EPOS  dari SMAN 1 Pecangaan Jepara 3. Intan Afriza Attatin Maliha dari MA Matholi’ul Huda, Troso, Jepara

Selain itu juga dilaunching 2 buku sastra Puisi Membaca Jepara karya penulis Jepara dan Puisi Pesisir karya penyair Jawa-Madura.

Dewan Pembina Yayasan Gaperto Didid Endro menjelaskan, LBPK ke XI tahun ini juga tidak semua peserta datang langsung ke titik lomba. Melainkan peserta mengirimkan video pembacaan puisi kreatif. “Dengan cara demikian, peserta dari tahun ke tahun akan terpacu mengembangkan kreativitasnya dan kepekaan terhadap nilai-nilai artistik yang ada di sekitarnya pun semakin terasah dengan baik,” tuturnya

Sementara pada buku Puisi Membaca Jepara jiid 8 , terdapat 158  puisi karya 40  penulis Jepara.  Didit berharap,  berharap nantinya ada bibit-bibit penerus sastra, membawa nama baik Jepara.

Hadir pada kesempatan itu Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta yang diwakili Assisten 3 Sekda Mudrikatun, Kepala Diskominfo Arif Darmawan, serta Kepala Perangkat Daerah terkait. Tidak hanya itu, 30 penyair kota Jawa-Madura juga turut memeriahkan acara tersebut.

Puisi  bagian sejarah perjuangan bangsa

Sementara itu Mudrikatun dalam sambutannya mengatakan,  apresiasi yang tinggi kepada semua pihak, utamanya Yayasan Gaperto Jepara yang telah secara rutin menggelar lomba baca puisi kreatif ini.

“Mungkin sebagian orang ada yang beranggapan bahwa tanpa kesusastraan dan kesenian termasuk didalamnya puisi, manusia tetap dapat hidup dan merasa tidak ada yang kurang dalam hidupnya. Ekstrimnya lagi, ada pula yang manyatakan sastra tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu dan tenaga,” ujarnya..

Padahal sebagai sebuah karya sastra, puisi telah menjadi bagian sejarah panjang perjuangan bangsa kita. Melalui karya-karya sastralah bangsa Indonesia bisa berkembang dan berdiri hingga sekarang. Karya-karya sastra telah ikut mewarnai pembangunan negara kita mulai dari Angkatan Pujangga Lama, Angkatan Pujangga Baru, Angkatan 45, Angkatan 66 dalam menunjukkan sikap nasionalisme mereka hingga lahirnya Orde Baru, Era Reformasi.

Sampai sekarang pun para sastrawan-sastrawan kita masih terus menulis puisi, sajak, pantun, karangan dan karya sastra lainnya yang bersifat perjuangan dan nasionalisme.  “Inilah bukti bahwa kesusastraan ikut berperan penting dalam berbagai bidang pembangunan bangsa kita,”terang Mudrikatun.

Hadepe