blank

JEPARA(SUARABARU.ID) – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dsisdikpora) Kabupaten Jepara, menyiapkan tambahan 11 SD inklusi. Jumlah itu menggenapkan seluruh kecamatan di Jepara akan memiliki SD penyelenggara layanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus.
Kepala Bidang SD Edy Utoyo Kamis (27/10/2022) mengatakan, selain oleh Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Jepara, pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus di Jepara saat ini baru diberikan oleh 5 SD negeri dan swasta inklusi, yang bernaung di bawah Disdikpora.

blank
Pembukaan Lokakarya oleh Kepala Bidang SD Edy Utoyo didampingi Subkoordinator SD Nurul Afifah dan Kepala LPPI Unisnu Zaenal Arifin

“Jumlah ini sangat terbatas, dan sebarannya pun tidak merata. Jelas belum bisa memenuhi kebutuhan pelayanan pendidikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus di Jepara,” kata Edy Utoyo saat membuka lokakarya penyelenggaraan SD inklusi di aula kantornya. Kegiatan yang diikuti 11 SD negeri calon penyelenggara pendidikan inklusi, diselenggarakan bekerja sama dengan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Unisnu Jepara.
Menurut Edy Utoyo , di Jepara terdapat 17.065 anak tidak sekolah. Jumlah itu terdiri dari anak belum sekolah, putus sekolah, dan tidak melanjutkan sekolah.
“Di dalamnya termasuk anak-anak yang mengalami kesulitan belajar dan dikategorikan anak berkebutuhan khusus. Mereka anak-anak kita yang perlu mendapat layanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus,” katanya.

blank
Kesebelas calon SD inklusi baru, kata Edy, berasal dari 11 kecamatan yang selama ini memang belum memiliki SD kategori tersebut. Dia berharap, guru-guru di SD penyelenggara pendidikan kategori ini meluruskan niat untuk memberikan layanan terbaik kepada anak-anak berlebutuhan khusus.
“Sehingga ke depan mereka akan menjadi anak yang mandiri,” katanya.
Kepala Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Inovasi (LPPI) Unisnu Jepara Zaenal Arifin mengatakan kegiatan ini merupakan kali kedua pihaknya bekerja sama dengan Disdikpora menyelenggarakan lokakarya ini. Pertama, pesertanya 5 SD yang sudah menyelenggarakan layanan tersebut.
“Kali kedua kedua hari ini dengan 11 SD yang akan menyelenggarakan pendidikan inklusi. Kita masih banyak anak yang memerlukan perhatian khusus tapi lembaganya terbatas,” kata Zaenal.
Kegaitan ini dia sebut akan berlangsung selama dua hari. Seluruh pemateri berasal dari PSGA Unisnu akan memberikan materi selama dua hari.
Hadepe