SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sejalan dengan pemulihan masa pandemi, ajang lomba lari bergengsi ‘Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng’, yang akan digelar 12-13 November mendatang, tetap menawarkan rute menantang, yang dijamin memuaskan para peserta.
Borobudur Marathon (Bormar) melombakan tiga nomor, yaitu Elite Race nomor Full Marathon dan Young Talent 10 km, pada 12 November, dan Tilik Candi nomor Half Marathon, yang dilangsungkan keesokan harinya.
Untuk Elite Race yang dalam dua kali penyelenggaraan yaitu 2020 dan 2021 digelar di dalam komplek Taman Lumbini Candi Borobudur, Magelang, dengan sistem loop (memutar), tahun ini direncanakan digelar di luar candi, sama seperti nomor Half Marathon. Sedangkan di dalam candi, diperuntukkan bagi Young Talent 10 km.
BACA JUGA: Kemenkes Teliti Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius
Anggota Tim Panitia Bormar, Muhammad Thorik menjelaskan, rute marathon yang diikuti para runner elite Nasional itu, direncanakan sama dengan rute nomor 10 km pada even Bormar 2019. Nantinya para peserta akan memutar empat kali.
Sebagai gambaran, pada Lomba 10 km 2019, peserta menempuh rute mulai dari Taman Lumbini, Pintu VII, Jalan Badrawati, Medang Kamulan, Salaman, Syailendra, wisata Svargabumi, dan Manohara.
”Namun yang jelas, kami menawarkan rute yang menantang. Runner juga bisa menikmati alam pedesaan, sesuai dengan topografi Kabupaten Magelang yang menakjubkan,” kata Thorik, saat dihubungi, Kamis (13/10/2022).
BACA JUGA: Disarpus Tetapkan Tiga Dinas di Kebumen Pencipta Arsip Terbaik
Untuk nomor Half Marathon yang diikuti 5.000 peserta, rute kurang lebih sama dengan tahun 2019, yang menawarkan pesona desa, pesawahan, perbukitan. Dengan demikian, imbuh Thorik, peserta bisa berwisata di kompleks sekitar Candi Borobudur.
Terkait agenda Young Talent, lanjut dia, merupakan langkah nyata Borobudur Marathon untuk mencari dan mengangkat potensi atlet junior, pada rentang usia 15-18 tahun, yang teridentifikasi berbakat untuk berlomba di kategori 10 K.
Menurutnya, sasaran yang ingin dicapai yaitu, menemukan dan menumbuhkan benih-benih unggul atletik Indonesia. Selain itu, untuk menunjukkan atlet-atlet muda mampu dan bisa bersaing di ajang kompetisi Nasional, seperti Borobudur Marathon.
BACA JUGA: Anak-Anak TK Permata Mulia Bersahabat dengan Polisi Blora
Dia juga menyampaikan, tidak semua pendaftar bisa turun pada kategori Young Talent. Pihak panitia menerapkan mekanisme seleksi, untuk menentukan talenta-talenta muda yang berhak turun di nomor 10 km. Dengan demikian, mereka yang turun adalah pelari-pelari yang memiliki kesiapan teknik, fisik dan kesehatan.
”Kita berharap, muncul Agus Prayogo, Agus Prayogo baru, melalui Young Talent. Boleh dikata, ajang ini semacam trigger untuk memunculkan pelari masa depan Indonesia,” tandasnya.
Riyan