blank
Ganjar (kedua dari kanan) dan Andi Amran Sulaiman (kedua dari kiri), menunjukkan MoU antara Kagama dan Ika Unhas. Foto: humas

MAKASSAR (SUARABARU.ID)– Pertemuan penuh keakraban terjadi antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Keduanya menyatakan siap bersatu, demi masyarakat yang lebih sejahtera.

Tapi ini bukan urusan Pilpres 2024. Ganjar dan Amran bersatu atas nama Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama), dan Ikatan Keluarga Alumni Universitas Hasanuddin (Ika Unhas). Dua organisasi alumni Yogyakarta dan Makassar ini siap berkolaborasi, untuk mengabdi pada masyarakat.

Ganjar dan Amran menandatangani MoU bersama, dalam acara dialog kebangsaan yang digelar Pengda Kagama Sulawesi Selatan, di Hotel Swiss Bell, Makassar, Minggu (9/10/2022).

BACA JUGA: Tragedi Kanjuruhan, Fakta-fakta Wong Klenger, Kesengsem, Keladuk, lan Wuru

Setelah penandatanganan MoU itu, Ganjar dan Amran bersama salah satu petani milenial, Ilmi Ikhsan, berdialog bersama soal ketahanan pangan.

Amran meyakini, kerja sama itu bisa berdampak positif. Sebab, kedua organisasi alumni ini memiliki massa yang sangat besar.

Insya Allah ke depan ini sangat kuat kolaborasi alumninya. Pak Ganjar dari UGM Kagama itu 500 ribu, kemudian Unhas 200 ribu alumni. Ini totalnya 700 ribu. Kalau alumni-alumni ini bisa mempengaruhi 100 ribu saja, itu bisa 70 juta. Kalau 70 juta ini bisa berkolaborasi, ini bisa kita mempengaruhi kebijakan pusat untuk bangsa dan negara,” ucapnya.

BACA JUGA: Pengurus PWI Surakarta Periode 2022-2027 Dilantik di Pinggir Bengawan Solo

Sementara itu, Ganjar menyampaikan, kerja sama ini sangat baik untuk bangsa. Sebab, salah satu pihak yang harus bekerja keras demi masa depan bangsa adalah kaum cendekia.

”Kampus jadi penting untuk ikut berkontribusi kepada bangsa. Misalnya soal tantangan ke depan, soal energi dan pangan. Dengan potensi Indonesia yang besar, kita justru bisa jadi juara. Bisa apa tidak? Kuncinya hanya mau apa tidak. Dan yang harus dipaksa ya kampus,” jelasnya.

Maka kerja sama ini menurutnya sangat baik. Apalagi saat diskusi, ada cerita-cerita menarik dari anak muda milenial yang menjadi petani.

BACA JUGA: Potensi Petinju Putri Jateng Cukup Menjanjikan

”Kalau saya melihat tadi, ada anak muda lulusan pertanian, kemudian mau bertani, itu harapan besar buat saya. Modernisasi pertanian serta mekanisasi menurut saya menjadi keharusan. Artificial intelligence bisa digunakan, sehingga anak-anak muda mau bertani,” jelasnya.

Ada juga seorang guru keren. Seorang guru muda yang risau, karena anak-anak tidak mau dan tidak mengerti apa itu pertanian, dan kemudian mereka gelisah.

”Maka kalau kemudian mereka diajarkan ya ke sawah, menanam, beternak mulai sejak kecil, maka mungkin itu salah satu cara untuk mencintai. Kita sebagai negara agraris, mestinya siap. Kalau dunia pusing soal pangan, kita punya stok melimpah. Selain beras, ada porang, ada sagu,” pungkasnya.

Riyan