blank

Oleh : Hadi Priyanto

Kunjungan Bupati Jepara Hisom Prasetyo SH tahun 1983 ke Rumah Sakit Kristen Tayu menjadi salah satu inspirasi berdirinya Rumah Sakit Islam MA. Ngasirah yang kemudian berubah menjadi RSI Sultan Hadlirin. Saat itu ia didampingi Zuinudin BA, Kabag Kesra dan seorang staf Kasubag  Humas Sekda Jepara.

Hisom Prasetyo menjenguk sejumlah siswa Jepara yang dirawat di rumah sakit tersebut lantaran truk yang mengangkut rombongan pramuka dari SMAN 1 Jepara terguling saat akan  menghadiri peresmian Cek Dam dan penanaman penghijauan  di Clering  oleh Gubernur Jawa Tengah, Ismail. Mereka yang terluka dirawat di RSK Tayu.

Saat memasuki rumah sakit tersebut, Hisom Prasetyo mengungkapkan kekagumannya terhadap rumah sakit yang nampak bersih dan  banyak pasien yang dirawat disana. Secara spontan ia mengungkapkan keinginannya kepada Zainudin BA, , Jepara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam harus memiliki sebuah rumah sakit Islam.

Tidak berselang lama, Hisom Prasetyo mengundang sejumlah tokoh untuk membahas rencana tersebut. Sebelumnya ada keinginan dari para tokoh, khususnya Persatuan Persaudaraan Haji Indonesia untuk membangun gedung haji.

Namun akhirnya keinginan Hisom Prasetyo itu yang disetujui oleh peserta pertemuan. Sebab Rumah Sakit Islam Persatuan Persaudaraan Haji Indonesia dipandang bisa lebih bermaslakhat bagi umat dan sekaligus sebagai media perekat Ukhuwwah Islamiyyah.

Untuk merealisasikan gagasan bersama tersebut, pada tahun 1984, sebidang tanah “bondo deso” (tanah bengkok) ditepi jalan raya Jepara Bangsri, yang berlokasi di desa Kuwasen dipilih Bupati Jepara Hisom Prasetyo  berdasarkan letak geografis dan kesetrategisannya untuk dapat didirikan RSI tersebut.

Proses Tukar Guling dengan sebidang tanah didukuh Sekembu desa Bandengan baru selesai pada bulan Desember 1985, dikarenakan proses penggalangan dana dari para dermawan, masyarakat maupun para pengusaha kayu (HPKJ = Himpunan Pengusaha Kayu Jati) sebagai penyumbang terbesar, membutuhkan waktu yang cukup untuk dapat membeli tanah seluas 2 Ha di dukuh Sekembu seharga Rp. 15 Juta

Pada tanggal 29 Maret 1985, dibentuk Panitia Pembangunan RSI dengan susunan personalia inti sebagai berikut : – Pelindung/ penasehat : Bupati + Muspida, tokoh Ulama, Ketua PPHI dan Kakandepag;. Sedangkan panitia terdiri dari  – Ketua Umum : H. Moh. Chadlir; – Ketua I – IV : Mulyadi Nasir B.Sc, H. Zainuddin, B.A, Farid Makruf, H. Muhammady, B.Sc. – Sekretaris I – III : H. Abdul Hamid, H. Sholeh Taufiq, H. Moh. Taufiq; – Bendahara 1 – III : H. Achwan Rosyad, H. Ali Arwani, H. Ali Achmadi Thoyib; – Seksi Usaha : H. Achmadi dkk; – Seksi Pembangunan/ Perencana : H. Ir. Moh. Effendi dkk; – Seksi Perlengkapan : Moh. Iljas, dkk; – Pembantu Aktif : Drs. H. Tas’an Tamam dkk.

Tiak lama kemudian, tepatnya pada tanggal 24 Juli 1985 dibentuk Yayasan Rumah Sakit Islam dengan akta notaris Mohamad Dahlan Kosim, S.H. melalui akta yayasan No. 51 dengan dewan pengurus sebagai berikut : Unsur Pemda, Kabag Kesra : H. Zainuddin, B.A. (Ketua), unsur PPHI : H. Sholeh Taufiq (Wakil Ketua), H. Abdul Hamid (Sekretaris I), H. Moh. Taufiq (Sekretaris II), H. Ali Masykur (Bendahara). Badan pengawas dan pembantu/ seksi-seksi belum ditentukan.

Pada 8 September 1989 diadakan perubahan Dewan Pengurus Yayasan dengan akta notaris Mohamad Dahlan Kosim, S.H. (Akta No. 10) : – Pelindung/ Penasehat : Bupati + Muspida, KH. Muh. Fakih (Ulama) dan KH. Amin Sholeh (Ketua MUI); – Badan Pengawas : H. Sidjan HP (Kakandepag), Kadarman (PMI Jepara), H.M. Farid Makruf (Pengurus PPHI); Sedangkan Ketua I – IV : Drs. Margono (Sekwilda Jepara), H. Zainuddin, B.A. (Kabag Kesra Pemda), H. Muh. Chadlir (Pengurus PPHI), H. Sholeh Taufiq (Peng. PPHI); – Sekretaris I – III : H. Abdul Hamid (Peng. PPHI), H. Syafiq Nasuha B.A. (Peng. MUI), H. Muh. Taufiq (Peng. PPHI); – Bendahara I – II : H. Achwan Rosad (Peng. PPHI), H. Ali Achmadi (Peng. PPHI). Susunan kepanitiaan ini dilengkapi dengan seksi-seksi.

Dalam perjalanannya pada tahun 1993, susunan personalia Yayasan RSI disesuaikan sebagai berikut : – Pelindung/ penasehat : Penasehat : Bupati + Muspida, KH. Muh. Fakih (Ulama) dan KH. Amin Sholeh (Ketua MUI). Sedangkan  Badan Pengawas : Kakandepag (H. Suhaimi Sulaiman, B.A Kadarman (PMI Jepara), H.M. Farid Makruf (Pengurus PPHI). Sedangkan Ketua I – IV : Drs. Soenarto (Sekwilda), H. Zainuddin, B.A. (Kabag Kesra Pemda), H. Muh. Chadlir (Pengurus PPHI), H. Sholeh Taufiq (Peng. PPHI). Untuk Sekretaris I – III : H. Abdul Hamid (Peng. PPHI), H. Syafiq Nasuha B.A. (Peng. MUI), H. Muh. Taufiq (Peng. PPHI). Untuk posisi    Bendahara I – II : H. Achwan Rosad (Peng. PPHI), H. Ali Achmadi (Pengurus. PPHI)

Pada 29 Januari 2008, Dewan Pengurus Yayasan menyepakati perubahan pengurus yayasan  untuk  penyesuaian dengan berlakunya UU No. 16 tahun 2001 tentang Yayasan. Perubahan  tersebut dituangkan dalam  akta notaris No. 21    Notaris Ragil Alfiah, SH. Sedangkan kepengurusan terdiri dari Pembina : Ketua Umum Drs Hendro Martojo MM, ketua 1 ah. Ali Infan Muchtar BA dan KH Chumaidur Rohman.

Sedangkan pengurus yayasan terdiri dari  ketua  Ir H. Muhammad Effendy M.Si, ketua 1 dan 2 H. Zainudin BA dan Ny Hasimah Suharsono.  Untuk sekretaris 1  H. Sholeh Taufiq dan sekretaris 2 Drs H. Achmad Junaidi, M.Si.  Sementara bendahara 1 H. Achwan Rosad dan bendahara 2 H. Hadi Mulyono.  Pengawas : Ketua : dr. H. Teguh Mochamad Sanusi. Anggota : H. Djutiman, S.E, drs. H. Muhammad Koeroto.

Dengan pergantian jabatan Bupati dan  Sekda, maka organ yayasan berubah  menjadi  : Pembina : Ketua Umum : KH. Ahmad Marzuqi, S.E (Bupati). Anggota : H. Ali Irfan Mukhtar, B.A. KH. Drs. Chumaidur Rohman (Alm). Pengurus : Ketua : Ir. H. Sholih, M.M. (Sekda). Wakil Ketua : H. Zainuddin, B.A, Hj. Hasimah Soeharsono. Sekretaris : H. Sholeh Taufiq, Drs. Akhmad Junaidi, M.Sc. Bendahara : H. Achwan Rosad, H. Hadi Mulyono. Pengawas : Ketua : dr. H. Teguh Mochamad Sanusi. Anggota : H. Djutiman, S.E, drs. H. Muhammad Koeroto.

Selanjutnya, kepengurusan berubah pada tanggal 5 Agustus 2019 kerena ketua umum pensiun. Pembina : Ketua Umum : KH. Ahmad Marzuqi, S.E (Bupati). Anggota : Dian Kristiandi, S.Sos dan Dr Mashudi S.Ag, M.Ag. Untuk pengurus Ketua Umum Edy Sujatmiko, S.Sos, MM, MH, ketua I dan II Ir Sholih MM dan Ir Much Effendy M.Si.

Sedangkan sekretaris umum Akhmad Junaidi M.Si dan wakil sekretaris Drs H. Kusdiyanto MM. Untuk bendahara  umum H. Hadi Mulyono dan H. Nazir Nizar serta pengawas dr H. Teguh Sanusi, Drs Kuroto serta H. Jutiman BA.

Kini Yayasan  Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin Jepara menghadapi persoalan yang cukup serius, menyusul perubahan pengurus berdasarkan Akta Notaris No 4 tanggal  9 Agustus 2022 yang dibuat oleh notaris M. Uji, S.Pd.I, SH, M.Kn. dan telah mengantongi  surat penerimaan perubahan data  dari Kementerian Hukum dan HAM No : AHU-AH.01.06.0036024 tertanggal 10 Agustus 2022 dengan No. AHU.0025125. AH.01.12 Tahun 2022.

Kepengurusan ini terdiri dari Ketua Dewan Pembina Dr H. Mashudi, S.Ag, M.Ag, anggota Dian Kristiandi dan H. Ahmad Marzuqi. Sedangkan pengurus  terdiri dari ketua umum H. Nur Yahman, SH, ketua  1 Noor Cholish, ketua II H. Ir Sholih MM, sekretaris umum Dwi Riyanto, sekretaris 1 Turaekhan,  sekretaris 2 Muhammad Ridhuan dan bendahara umum Prasojo Budiman, bendahara 1 Zemi Aris Fachrudin. Sedangkan pengawas terdiri dari ketua  H.Khaeron Syariefudin  SH, M.Si. dan  dua orang anggota  H. Farisal Adib, SH, Sp. Not dan  Dewi Fatimah.

Sementara pengurus lama masih merasa sah dan legal dengan didukung oleh karyawan RSI Suiltan Hadirin. Sedangkan Ketua Umum Dewan Pembina H. Ahmad Marzuqi yang juga dimasukan dalam kepengurusan perubahan menolak bergabung. Juga bendahara umum  Prasojo Budiman, yang juga putra Drs Hendro Martojo MM tidak bersedia bergabung dalam kepengurusan baru.

Ada catatan sejarah dan tradisi yang mengantarkan rumah sakit ini hingga sampai pada kondisi seperti sekarang ini. Hal ini tidak terlepas dari  kedudukan Bupati Jepara  sebagai Pelindung/   Ketua Umum  Dewan Pembina Yayasan dan Sekda Jepara  sebagai Ketua Pengurus Yayasan. Ini kesepakatan tidak tertulis yang diwariskan oleh para perintis sejak rumah sakit ini berdiri.

Semoga persoalan ini dapat diselesaikan  berlandaskan pada spirit ukuwah islamiyah dan RSI Sultan Hadirin Jepara  dapat tumbuh dan berkembang di tengah-tengah persaingan rumah sakit  yang sangat ketat. Tuntu   untuk mewujudkan iman, amal salih, sarana dakwah dan juga ibadah kepada Allah SWT seperti cita-cita para pendirinya.

Penulis adalah Wartawan SUARABARU.ID di Jepara