blank
Wakil Bupati Wonosobo M Albar saat ikut gerakan bersih-bersih sampah di wilayah Kelurahan Kejajar. Foto : SB/dok Prokompim

 

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Setiap tanggal 17 September 2022 diperingati sebagai World Cleanup Day atau aksi gotong royong bersih-bersih lingkungan terbesar dunia yang akan diadakan serentak di 191 negara.

World Cleanup Day di Indonesia sendiri telah dilaksanakan dari Tahun 2018-2021, melalui kampanye “Gerakan Indonesia Bersih” dan melalui “Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah” yang diikuti seluruh Provinsi, Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan di Indonesia.

Aksi World Cleanup Day Tingkat Kabupaten Wonosobo tahun 2022 dipusatkan di Kali Bayi Kelurahan Kejajar yang dihadiri langsung Wakil Bupati M Albar dan diikuti jajaran Forkompimcam setempat dan masyarakat sekitarnya.

Pihaknya memberikan apresiasi positif atas diselenggarakannya World Cleanup Day 2022 di Wonosobo yang dapat dijadikan sebagai ruang edukasi dan menanamkan pemahaman pada masyarakat. Sehingga gerakan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan dapat menjadi budaya di tengah masyarakat.

“Saya harap aktivis lingkungan, partisipan dan masyarakat tidak hanya melangsungkan aksi pada setiap momentum World Cleanup Day. Namun harus mampu membawa kegiatan menjaga kebersihan ini sebagai prinsip hidup, yang dapat ditularkan kepada masyarakat luas dan secara konsisten dilakukan pada kehidupan sehari-hari”, katanya.

Menurut Gus Albar, kegiatan yang dilakukan satu kali dalam setahun ini tidak akan mampu mengubah dunia serta mengatasi permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi, jika semua pihak tidak mengubah perilaku dalam menjaga kebersihan lingkungan.

“Konsistensi dan komitmen dari semua pihak untuk merawat dan menjaga lingkungan merupakan kunci keberhasilan, bagi penanganan masalah sampah yang telah dihadapi bertahun-tahun, beserta dampaknya terhadap lingkungan,” tegasnya.

Bebas Sampah

blank
Sampah yang berhadil dikumpulkan lalu dipilah untuk didaur ulang. Foto : SB/dok Prokompim

Upaya tersebut, lanjutnya, dapat dilakukan secara mandiri dengan melaksanakan konsep reduce, reuse, recycle, yang juga selaras dengan langkah Pemprov Jateng, yang telah mendeklarasikan “Gerakan Jateng Gayeng Telung Ng”.

“Yakni (Ngelongi, Nganggo, Ngolah), melalui gerakan pungut sampah, pengumpulan dan pemilahan sampah dari rumah dan menggalakkan pembentukan Bank Sampah di kantor-kantor instansi pemerintah maupun swasta,” ucap dia.

Oleh karena itu, Wabup berharap, World Cleanup Day 2022 bertema “Kami 13 Juta Menuju Indonesia Bersih dan Bebas Sampah”, hendaknya mampu menggerakkan masyarakat Wonosobo untuk berpartisipasi saat ini dan meneruskan langkah budaya hidup bersih dari sampah seterusnya.

Menurutnya, kepedulian bersama semua pihak yang diwujudkan dalam gerakan pembersihan dan pengolahan sampah, yang secara simultan dan berkesinambungan dilakukan pada lingkungan masing-masing, merupakan kontribusi berharga bagi kesehatan dan kelestarian lingkungan yang ada.

“Tentunya melalui gerakan riil yang harus diupayakan adalah melakukan pengelolaan sampah dengan baik di tahun ini dan yang akan datang. Apalagi menilik pengelolaan sampah di Wonosobo tahun 2020 yang baru mencapai 42,22 persen, yang artinya 57,78 persen sampah belum terkelola dengan baik dan benar,” keluhnya.

Untuk itu, melalui World Cleanup Day 2022, pihaknya ingin mengajak seluruh partisipan, termasuk jajaran OPD, masyarakat, komunitas, dan berbagai stakeholder lainnya di Wonosobo, khususnya masyarakat Kejajar untuk berkomitmen melaksanakan pengelolaan sampah secara komperehensif.

“Gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah terkait pengelolaan sampah, tentu akan berjalan secara efektif jika diikuti dengan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat. Mari saling bahu-membahu dan bergotong-royong mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat,” ajaknya.

Aksi Serentak

blank
Wakil Bupati Wonosobo M Albar juga ikut bersih-bersih sampah di bawah kolong jembatan. Foto : SB/dok Prokompim

Ke depan Wabup tidak mau melihat lagi di Kali Bayi ini ada sampah kasur, bantal maupun sampah-sampah yang bertumpuk lainnya. Kali Bayi hulu dari Waduk Mrican Banjarnegara harus bersih dari sampah bentuk apapun.

Apalagi jika mengingat Kejajar merupakan peyangga utama keberlangsungan lingkungan hidup bagi dearah yang ada di sekitar dan posisi topografinya berada di bawah Wonosobo, seperti Banjarnegara, Cilacap, Banyumas dan Cilacap.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonosobo, Endang Lisdiyaningsih menyampaikan, World Cleanup Day merupakan aksi bersih-bersih yang dilaksanakan serentak di 191 negara di dunia dengan tujuan menyatukan umat manusia dari berbagai budaya, agama, suku dan ras untuk membersihkan dunia dari permasalahan sampah.

Aksi tersebut, lanjut Endang, merupakan perwujudan peningkatan kepedulian terhadap permasalahan sampah dan menjadi sarana memupuk nilai cinta kasih terhadap masa depan bumi. Jika bumi bersih dari sampah maka bumi pun akan bersih dari pencemaran lingkungan.

“Upaya riil tentunya harus segera dilakukan. Apalagi jika melihat permasalahan sampah di Wonosobo, yang berdasarkan data hampir rata-rata tiap hari sampah yang masuk ke TPA Wonorejo mencapai 110 Ton. Belum lagi sedimen yang masuk ke Waduk Mrican mencapai 6 juta meter kubik,” tegasnya.

Hal itu, lanjut dia, yang lebih menyebabkan volume Waduk Mrican berkurang. Hal itu tentu bisa mengancam keletarian lingkungan hidup dan ekosistem di sepanjang aliran Waduk Mrican. Di mana penyumbang terbesar sedimen di waduk Mrican adalah sampah.

“Untuk itu, diperlukan langkah-langkah memandirikan desa dalam pengelolaan sampah. Dimulai dengan pengelolaan sampah dari rumah tangga, memilah sampah organik dan non-organik di rumah masing-masing warga,” kata Endang.

Muharno Zarka