“Mohon perhatian buat para orang tua yang punya anak kecil atau anaknya masih sekolah SD, untuk extra diperhatikan dan diawasi betul2,” tulis pesan berantai itu.

Kemudian pesan lainnya tertulis, “Karena baru saja sekitar pukul 11.20 ada anak kecil yg berhasil diculik di sekitar sekolah SD 4 Purwodadi”.

Bahkan, dalam isian pesan WA itu, dijelaskan anak sekolah SD Purwodadi yang satu kelas dengan anaknya juga hampir menjadi korban penculikan.

Hanya saja, si anak SD tersebut langsung masuk ke sekolahan dan melaporkan kepada gurunya.

“Tadi saya konfirmasi ke guru kelas anak saya. Kebetulan anak saya kelas 6. Saya teruskan pesan itu dan dia berkata bahwa ini adalah informasi yang tidak benar,” ujar salah satu orang tua siswa yang tak mau disebutkan namanya.

Menurut orang tua siswa, pihaknya hanya menerima informasi bahwa pihak sekolah menerapkan sistem pulang seperti pada saat awal Pembelajaran Tatap Muka (PTM) saat pandemi Covid-19 dulu.

“Hanya diberi tahu dari gurunya kalau sistem pulangnya sekarang pakai sistem jaman PTM dulu. Jadi, jam pulang, orang tua siswa harus WA ke grup siswa baru setelah itu anak diperbolehkan keluar,” tambahnya.

Dipastikan Hoaks

Kapolsek Purwodadi AKP Saptono Widyo, menegaskan,  kabar penculikan anak adalah hoaks. Penyebar pesan berantai penculikan anak di Grobogan, hanya memancing keresahan di kalangan para orang tua murid.

blank
Kapolsek Purwodadi AKP Saptono Widyo. Foto: Dok SB

Menurut AKP Saptono Widyo, awal tersebarnya pesan penculikan anak bermula dari sebelumnya di wilayah Kecamatan Wirosari ada penjambretan kalung emas yang dikenakan pelajar SD. Setelah itu berkembang isu penculikan anak di Kabupaten Grobogan dan khusunya penculikan terjadi di SD 4 Purwodadi, Kabupaten Grobogan.

“Namun, setelah dilakukan konfirmasi dengan pihak sekolah menyatakan bahwa informasi penculikan anak tersebut hoaks. Tidak benar. Sudah konfirmasi ke pihak sekolah dan dari pihak sekolah menyatakan kalau berita tersebut tidak benar,” terang AKP Sapto.

Meski demikian, AKP Sapto meminta kepada seluruh warga agar menyaring lebih dulu informasi tersebut, apakah berita tersebut memang benar atau hanya hoaks saja.

Tya Wiedya