blank
MENINJAU - Walikota Tegal, Jawa Tengah, H Dedy Yon Supriono meninjau langsung kondisi dan keadaan Zahra Rahmadini. (Foto: Sutrisno)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Walikota Tegal, Jawa Tengah, Dedy Yon Supriono memerintahkan kepada jajarannya untuk memfasilitasi pengobatan dan bantuan kepada Zahra Rahmadini (13) yang hanya bisa terbaring di tempat tidur selama 13 Tahun.

Dedy Yon meninjau langsung kondisi Zahra Rahmadini di kediamannya RT 01/RT 03 Kelurahan Debong Tengah, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, Rabu (24/08/2022).

“Kita datang bersama Baznas mengundang Sekda, Dinkes, Dinsos, Kepala Puskesmas Tegal Selatan, Camat Tegal Selatan, Lurah Debong Tengah, Ketua RW Ketua RT setempat. Persoalan ini adalah tanggungjawab bersama agar tentunya bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) harus betul-betul diberikan kepada yang bersangkutan,” kata Dedy Yon usai memberikan bantuan.

Dedy Yon mengatakan, nanti karena keluarga Zahra Rahmadini tidak mempunyai kendaraan maka Puskesmas bisa memfasilitasi untuk ke rumah sakit. Zahra Rahmadini harus menjalani terapi terus menerus. “Karena keluarganya tidak punya kendaraan, maka kita perintahkan Puskesmas untuk bisa antar jemput ke rumah sakit,” ujar Dedy Yon.

Selain melihat kondisi Zahra Rahmadini, Walikota Tegal Dedy Yon didampingi Pj Sekda Kota Tegal sekaligus Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal dr Sri Primawati Indraswari Sp.KK MM MH, Kepala Baznas Kota Tegal KH Harun Abdul Manaf, Kepala Dinas Sosial Bajari, Camat Tegal Selatan Abdan Harimurti, Kepala Puskesmas Tegal Selatan dr Hartono, Lurah Debong Tengah Iwan ST juga memberikan bantuan makanan, obat-obatan dan uang tunai.

Diberitakan sebelumnya, Zahra Rahmadani merupakan anak pertama dari pasangan Eko Imam Supastio (44) buruh tukang kayu dan Tasbikha (45) mengalami kelainan pada tulang belakang bengkok. Sedangkan anak kedua Zahra Izatul Janah (8) dan Fauzan Adima (5) tumbuh normal.

Zahra Rahmadani yang biasa dipanggil Rahma sejak lahir 19 September 2009 hingga usia 4 bulan kondisi kesehatannya normal seperti anak sebaya pada umumnya.

“Pada usia 5 bulan Tahun 2011 Rahma pertama mengalami batuk, panas malam hari ke dokter lima kali diagnosa bronkhitis, tiba-tiba panas kejang pas pukul 18.00 dikompres, sekira pukul 23.50 Rahma kembali kejang dan dilarikan ke rumah sakit saat itu diagnosa dokter kangker otak, dua hari kemudian Demam Berdarah dirawat selama 18 hari. Saat itu menghabiskan dana Rp 14 juta karena belum dapat KIS,” ungkap Tasbikha berkaca-kaca.

Sutrisno