blank
Ketua RT 03/RW 04 Lingkungan Salak, Kelurahan Giripurwo, Wonogiri, Sriyanto Kembo (kiri), menerima potongan tumpeng Tujuhbelasan dari Sesepuh Kampung Soetrisno.(Dok.Anjang Salak)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Indonesia Raya, Selasa malam (16/8), dinyanyikan bersama di malam tirakatan Tujuhbelasan. Di Wonogiri, malam tirakatan menyambut peringatan HUT Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), digelar serentak di semua Rukun Tetangga (RT).

Sebagaimana dilakukan masyarakat di RT 01/RW 04 Lingkungan Cubluk Kelurahan Giritirto, Kota Wonogiri misalnya, diawali dengan sambutan Ketua Panitia Tujuhbelasan Emanuel Triatmadja. Di RT 03/RW 04 Lingkungan Salak Kelurahan Giripurwo, Kota Wonogiri, dipimpin Ketua RT Sriyanto Kembo.

Warga yang datang di acara malam tirakatan, berdiri tegak saat menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Lagu ini digubah oleh Wage Rudolf Soepratman Tahun 1924 dan diperkenalkan di depan khalayak pada Tanggal 28 Oktober 1928 di Kongres Pemuda II di Batavia.

Lagu tersebut diputar dalam upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia seusai pembacaan Teks Proklamasi oleh Bung Karno-Bung Hatta Tanggal 17 Agustus 1945. Keabsahannya sebagai lagu kebangsaaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor: 44 Tahun 1958.

Tumpeng kenduri

Juga dikukuhkan dengan ditetapkannya amandemen kedua UUD 1945 Pasal 36B, dan juga disahkan melalui Undang-Undang (UU) Nomor: 24 Tahun 2009.

blank
Malam tirakatan warga di komunitas masing-masing RT menyertakan tumpeng kenduri, untuk kelengkapan sarana doa bersama.(SB/Bambang Pur)

Malam tirakatan warga tingkat RT di Kabupaten Wonogiri berlangsung semarak. Dilakukan ritual doa bersama mengawali acara potong tumpeng kenduri. Ini sebagai wujud syukur dalam memperingati HUT Ke-77 Kemerdekaan RI Tahun 2022, yang dikemas dalam pesta rakyat.

Saat mengheningkan cipta untuk para pahlawan, diiringi Lagu Mengheningkan Cipta karya dari Truno Prawit, seorang komposer asal Solo yang lahir pada 1915. Seniman yang juga pelaku sejarah, ini banyak mengasah kemampuan bermusiknya di Staf Musiek Kraton Surakarta. Sepanjang hidupnya, ia menggubah beberapa lagu, di antaranya Mars Diponegoro, Rasa Kebangsaan, Hari Pahlawan, Bersatulah, Hari Angkatan Perang, Tanah Airku, Indonesia Pusaka.

Mengheningkan Cipta, menjadi lagu ciptaannya yang monumental, dan jadi lagu wajib upacara bendera, lirik lagunya juga mengandung makna yang dalam. ”Nan gugur remaja di ribaan bendera dan Bela nusa bangsa…..” Yang menunjukkan bahwa pahlawan adalah orang yang gugur demi menegakkan bendera negara dan demi membela nusa-bangsa Indonesia.

Acara tirakatan, diteruskan dengan hiburan menyanyikan aneka tembang iringan solo organ. Acara ini dikemas dalam tajuk suka cita warga memeriahkan Agustus Bulan Merdeka. Juga dilakukan pembagian hadiah bagi para pemenang aneka lomba Tujuhbelasan. Disampaikan pula sambutan dari sesepuh kampung.

Bambang Pur