Masih kata Bripka Nyamat, sebagai sarana silaturahmi dan berbagi di desa Bangowan tersebut telah terbentuk Kelompok Tani Khusus Petani Sawo. “Di Desa ini ada Kelompok Petani Sawo, yaitu kelompok tani Timbul Mulyo,” ucap Bripka Nyamat.

Untuk perawatan dan pemasarannya sendiri terbilang mudah, Bripka Nyamat menceritakan bahwa kualitas sawo organik desa Bangowan tak kalah bagus dengan sawo daerah lain.

“Ada dua jenis sawo organik di desa Bangowan yaitu sawo organik biasa dan sawo organik super. Untuk sawo yang super adalah sawo yang ukurannya besar sedangkan yang biasa adalah ukurannya kecil,” kata Bripka Nyamat.

Dulu pemasarannya agak susah, namun untuk saat ini pemasarannya mudah karena buah sawo organik desa Bangowan sudah terkenal.

“Bahkan sekarang banyak tengkulak yang datang door to door untuk mencari dagangan sawo,” tandas Bripka Nyamat.

Jualan Secara Online

Salah satu petani sawo Desa Bangowan, Angga Ridwan mengapresiasi aktifnya Bhabinkamtibmas sambang petani sawo, dirinya mengaku pada awalnya sulit untuk menembus pasaran luar kota, namun berkat saran dan masukan dari Bhabinkamtibmas agar memanfaatkan teknologi internet melalui Smartphone, akhirnya sawo khas desa Bangowan bisa tembus pasaran luar kota melalui jual beli online.

“Alhamdulilah, kehadiran pak Bhabinkamtibmas sangat membantu. Saran sarannya dulu untuk memasarkan melalui media sosial kini membuahkan hasil. Bahkan ada juga yang kesini karena melihat postingan di akun Instagram  Desa Bangowan” kata Angga.

Menurut data dilapangan,  saat ini harga perkilo sawo organik desa Bangowan adalah Lima belas ribu rupiah. Dan panen buah sawo tersebut setahun bisa sampai dua kali dan sekali musim panen bisa menghasilkan banyak buah sawo karena setiap rumah warga punya lebih dari satu pohon sawo.

Kudnadi Saputro