WONOSOBO(SUARABSRU.ID)-Wakil Bupati Wonosobo M Albar mengatakan daerahnya merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang menerima anugerah Kota Kreatif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI).
“Anugerah tersebut menjadikan Wonosobo secara berkesinambungan harus terus melakukan pengembangan sektor Parekraf melalui roadmap yang lebih jelas dan terarah,” ujarnya.
Hal ini, lanjut M Albar, tentu berdampak signifikan pada peningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Parekraf di Wonosobo juga akan terus maju dan berkembang.
Dia mengatakan hal itu, saat membuka acara Focus Group Discusion (FGD) di Pringgondani Ballroom Kresna. FGD diikuti oleh sejumlah pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
Menurut Albar, pengembangan Parekraf saat ini menjadi fokus pembangunan ekonomi di Wonosobo, guna meningkatkan produktivitas dan nilai tambah industri kreatif yang dihasilkan.
“Ekonomi kreatif memiliki potensi dan peran yang strategis terhadap pemulihan ekonomi pasca pandemi global Covid-19 mulai berakhir,” ujar mantan Wakil Ketua DPRD Wonosobo itu.
Dikatakan, pengembangan ekonomi kreatif menjadi fokus Pemkab Wonosobo dalam pembangunan ekonomi daerah, karena berdampak positif terhadap pemulihan ekonomi saat ini.
Untuk itu, jelas Albar, pentingnya penyusunan roadmap sebagai petunjuk arah yang jelas, lebih terarah, strategis, berkesinambungan, dan berdampak signifikan terhadap pengembangan sektor unggulan lokal.
“Saya harap, penyusunan roadmap ini mampu menjaga proses pengembangan ekonomi kreatif di Wonosobo. Mulai dari proses perencanaan, pembangunan, hingga monitoring serta evaluasi dari perencanaan dan pengembangan agar dapat dikawal dengan baik,” tambahnya.
Sektor unggulan lainnya, ungkap Wakil Bupati, kuliner khas Wonosobo seperti Mie Ongklok, Carica dan Purwaceng juga terus diperkenalkan luas. Terlebih legalitasnya juga telah diakui oleh Kemenparekraf.
Albar mengapesiasi kepada Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat dan Pengembangan Kewirausahaan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, yang melakukan program pendampingan usaha serta inkubator bisnis ekonomi kreatif di Wonosobo.
Produk Unggulan
Program Kedaireka yang digagas UNS dapat disinergikan dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI untuk pengembangan Parekraf dan potensi ekonomi lainnya.
Senada dengan Albar, Kepala Disparbud Wonosobo Agus Wibowo menilai, ekraf menjadi tren unggulan daerah untuk mendongkrak ekonomi nasional.
“Melalui optimalisasi pemanfaatan kreatifitas dan keterampilan, diharapkan mampu memperluas lapangan kerja serta daya kreasi daerah,” tandasnya.
Penyusunan roadmap, tegasnya, harus direalisasikan dalam periode tertentu, dengan fokus pada prioritas unggulan.
Peluang besar ekraf yang berpotensi untuk dikembangkan seperti arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, fashion, film, desain komunikasi visual, periklanan dan lainnya.
Saat ini, akses pembiayaan dan permodalan, kapasitas produksi yang terbatas, lemahnya riset pasar, ruang kreatif yang kurang, dan komersialisasi hak kekayaan intelektual menjadi hambatan dalam menyongsong visi pembangunan ekonomi kreatif jangka menengah dan panjang.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Kewirausahaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret Surakarta Susantiningrum melihat, banyak potensi unggulan yang dapat dikembangkan di Wonosobo.
Daerah ini, lanjutnya, memiliki nilai tambah yang tinggi. Maka, pihaknya akan melakukan pendampingan secara intensif untuk branding UMKM Wonosobo.
“Saya melihat di Wonosobo ini banyak potensi yang dapat dikembangkan menjadi produk yang memiliki nilai tambah, kami akan melakukan pendampingan membranding UMKM Wonosobo,” pungkasnya.
FGD yang melibatkan unsur pentahelix ekraf yaitu, akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan pers, dilaksanakan selama dua hari, 10 dan 11 Agustus 2022.
Dengan materi bahasan antara lain, konsep peta jalan, subtansi visi, misi, tujuan, target, strategi dan rencana aksi pengembangan ekraf. Selain itu juga ada penyampaian hasil analisis kondisi eksisting.
Muharno Zarka