blank
Mahasiswa baru Unisnu saat Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Foto: Kominfo.

Oleh: KH. Hisyam Zamroni

JEPARA (SUARABARU.ID)- Dalam perjalananku menuju kota pelajar Jogjakarta, saya mencoba menulis sebuah catatan kecil tentang Unisnu yang merupakan Perguruan Tinggi kebanggaan wong Jeporo. Walaupun saya hanya pernah ikut mengenyam kuliah “Akta IV” selama 2 tahun di Unisnu, tapi ada kebanggaan tersendiri karena ijazah yang saya terima ditandatangani oleh Syeichinal Kirom Romo KH. MA. Sahal Mahfudz Rohimahullah.

blank
KH Hisyam Zamroni, Wakil Ketua Tanfizdiyah PCNU Jepara.

Kebanggaan ini memberikan dua makna yaitu tantangan dan harapan. Unisnu ke depan memiliki tantangan yang besar yaitu bagaimana Unisnu mampu menciptakan mahasiswa/generasi generasi muda yang “sholih lizamanin wa makanin” sehingga Unisnu menjadi kabanggaan oleh siapa pun baik oleh agama bangsa dan negara terlebih kebanggaan para alumninya. Olehnya, dengan sendirinya Unisnu mampu menjadi dan memberi harapan kepada siapa pun dalam menciptakan dan membagun kehidupan yang cerdas, handal dan berakhlaqul karimah.

Pertanyaannya adalah bagaimana cara Unisnu mampu menjadi dan memberi kebanggaan?

Berangkat dari asumsi dasar “khoirun nas anfa’uhum linnas”, menurut saya Unisnu dapat memaknai secara kontekstual teks dalil diatas yaitu Unisnu harus mampu dan memiliki “perencanaan startegik” menciptakan mahasiswa sebagai generasi muda yang “terbaik” dan “unggul (khoirun nas) yang harus di topang oleh Manajemen, sarana prasana, Teknologi Informasi, perencanaan kurikulum, SDM, harmoni kampus dan lain lain sebagai modal dasar melayani proses menciptakan mahasiswa/generasi muda menjadi yang “tebaik” dan “unggul”. Tidak hanya mandeg sampai konsep “khoirun nas”, langkah selanjutnya adalah merumuskan konsep “anfa’uhum linnas”.

Konsep “anfa’uhum linnas” sangat penting sekali sebagai sebuah “distribution product” atau di dalam dunia pendidikan sering di sebut “link and match” yaitu ketersesuaian produk yang diinginkan dan dibutuhkan oleh beragam obyek dan subyek boleh jadi dibutuhkan oleh agama, pasar ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertanian, kelautan, industri, perkebunan, kehutanan dan lain lain bahkan dibutuhkan menjadi pemimpin bagi bangsa dan negara seperti menjadi bupati, gubernur, presiden, DPR, teknokrat dan lain lain.

Unisnu memiliki peluang untuk menciptakan mahasiswanya memiliki visi kepemimpinan yang secara khusus menjadi pemimpin nomor satu di Jepara. Sekarang ini, Penampakan mental “inlander” generasi muda Jepara untuk tampil menjadi “pemimpin” Jepara di masa depan harus secepatnya “di up grade” oleh Unisnu agar tidak terlalu “lama” menjadi “obyek” akan tetapi sebaliknya berproses terus menerus menjadi “subyek”. Kepentingan menciptakan pimpinan Jepara masa depan ini adalah sebuah “keniscayaan” di mana pemimpin Jepara perlu dipersiapkan yang matang, cerdas dan terencana secara strategis dan sistematis, dan ini semua adalah tantangan sekaligus harapan Unisnu ke depan.

Di sisi lain, melalui konsep “Khoirun nas anfa’uhum linnas”, secara kelembagaan Unisnu harus menjadi “icon” sebagai “tempat bertanya” dan laboratorium pengembangan dan pemberdayaan Sumber-daya Manusia dan Sumberdaya Alam Kabupaten Jepara seperti dalam bidang Agama; Unisnu harus menjadi semacam “fatwa ‘amnya” Kabupaten Jepara dalam men-tafsir agama sehingga kehidupan keberagamaan di Jepara sehari hari bisa moderat, elastis, humanis, dan berwawasan kebangsaan.

Di Hari Ulang tahun Unisnu yang ke – 31 ini merupakan moment yang tepat dan layak dicanangkan bahwa Unisnu adalah sebagai Candradimuka Pemimpin Pemimpin cerdas, handal, dan Berakhlaqul Karimah Jepara di Masa Depan bersamaan dengan peristiwa bersejarah satu (1) abad Nahdlotul Ulama sebagai perwujudan dari konsep “khoirun nas anfa’uhum linnas”.

Selamat merayakan hari ulang tahun Unisnu ke – 31, semoga Unisnu mampu menciptakan generasi muda Indonesia terbaik yang berguna bagi agama, nusa, negara dan bangsa.

(KH. Hisyam Zamroni, Wakil Ketua Tanfizdiyah PCNU Kabupaten Jepara)