blank
FGD yang digelar Kita Institut dan Forum Madani Wonosobo di RM Wonoboga. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Layanan publik yang diberikan beberapa Puskesmas di Wonosobo dinilai belum maksimal. Hal itu, terkait dengan layanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat (pasien) yang datang ke fasilitas kesehatan tersebut.

Selama ini, beberapa Puskesmas khususnya di Wonosobo 1, Kaliwiro dan Garung belum menyediakan tenaga security, tim medis kurang responsif dan tidak ramah terhadap pasien sampai kondisi lingkungan Puskesmas yang kurang bersih.

Demikian yang mengemuka dalam Forum Group Discusion (FGD) bertema “Mewujudkan Puskesmas Berbasis Standar dan Inklusif” yang digelar Kita Institut dan Forum Madani Wonosobo, di RM Wonoboga, Kamis (21/7).

FGD yang dipandu Agus Hidayat menghadirkan Koordinator Forum Madani Sarwanto Priadhi, Ketua Pappelink Farida Astuti, Direktur Kita Institut Eka Munfarida, beberapa jurnalis dan pegiat Forum Warga di Wonosobo, Garung dan Kaliwiro.

Eka Munfarida mengatakan survei kepuasan publik terhadap pelayanan kesehatan dilakukan di tiga tempat, yakni Puskesmas 1 Wonosobo, Puskesmas Garung dan Puskesmas Kaliwiro.

“Survei ditempuh guna memotret fakta di lapangan terkait pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Apalagi masalah kesehatan merupakan kebutuhan dasar di masyarakat,” ujarnya.

Pihaknya mengaku Kita Institut berperan sebagai jembatan untuk mengkomunikasikan antara kebutuhan publik dengan pemerintah sebagai penentu kebijakan. Puskesmas harus memberikan pelayanan kesehatan yang standar dan inklusif.

Perlu Direplikasi

blank
Koordinator Forum Madani Wonosobo, Sarwanto Priadhi. Foto : SB/Muharno Zarka

Sementara itu, Sarwanto Priadhi menambahkan Puskesmas model dengan layanan standar dan inklusif, nantinya bisa direplikasi di Puskesmas lainnya di Wonosobo. Sehingga masyarakat bisa mendapat pelayanan yang baik di bidang kesehatan.

“Kami memandang perlu diterbitkan Surat Edaran Bupati Wonosobo tentang peningkatan inovasi dalam mempercepat pencapaian pelayanan Puskesmas yang berstandar dan inklusif sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Wonosobo tahun 2021-2026,” tegasnya.

Selain itu, lanjut dia, pentingnya disusun proyeksi kebutuhan tenaga kesehatan dan non kesehatan untuk mewujudkan pelayanan berstandar dan inklusif di Puskesmas. Jangan sampai rasio antara tenaga kesehatan dengan pasien yang harus dilayani tidak ideal.

“Urgen juga pengalokasian APBD untuk keperluan peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung penerapan pelayanan berstandar danvinklusif sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan,” katanya.

Menurut Sarwanto, harus ada langkah konkrit Pemkab Wonosobo agar menata pasar tumpah saat hari pasaran (pahingan) agar tidak menghambat kelancaran pelayanan Puskesmas Kaliwiro, terutama untuk akses dari dari dan ke instalasi gawat darurat (IGD).

“Partisipasi masyarakat musti terus didorong dalam upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan. Baik yang terkait dengan usaha kesehatan perorangan (UKP) maupun usaha kesehatan masyarakat (UKM) agar muncul kolaborasi dan sinergitas kedua belah pihak,” pungkasnya.

Muharno Zarka