blank
Jembatan bekas jalur kereta api yang dibangun pada masa penjajahan Belanda yang menghubungkan Wirosari dan Kradenan Grobogan ini roboh. Foto: RR Nia

GROBOGAN (SUARABARU.ID) –  Sebuah jembatan lama bekas peninggalan Belanda yang menghubungkan Kecamatan Wirosari dengan Kradenan di Kabupaten Grobogan roboh, Kamis (21/7/2022), sekitar pukul 03.00 WIB.

Jembatan peninggalan Belanda ini merupakan bekas rel kereta api yang menghubungkan Desa Dapurno di Kecamatan Wirosari dan Tanjungsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.

Menurut Budi, warga Desa Dapurno, jembatan tersebut dikenal warga dengan sebutan kreteg teyeng

“Diberi nama kreteg teyeng ini karena jembatan peninggalan Belanda tersebut sudah sepenuhnya berkarat,” kata Budi.

Jembatan ini memang sudah lama tidak difungsikan, karena kondisinya memang sudah rusak berat. Meski demikian, kata Budi, jembatan ini sering dijadikan spot foto, termasuk untuk foto prewedding.

Menurut Budi, warga setempat memperkirakan bahwa jembatan tersebut ambrol lantaran erosi tanah.

“Jembatan ini memang sudah ratusan tahun. Kemarin-kemarin sempat digunakan untuk foto-foto anak muda. Mungkin sekarang ambrol karena tergerus erosi,” imbuhnya.

Kapolsek Kradenan AKP Lamsir juga menerangkan bahwa jembatan tersebut memang sudah lama tidak digunakan lagi oleh warga.

“Jembatan ini sudah lama tidak digunakan, karena sudah ada jembatan baru yang baru saja dibangun dan aman dipergunakan untuk jalan penghubung antara Wirosari dan Kradenan,” kata AKP Lamsir.

Hal yang sama dipaparkan Kapolsek Wirosari AKP Wibowo, untuk sisi Dapurno, atau utara, penyangga jembatan itu sudah ambrol beberapa tahun sebelumnya. “Yang baru saja ambrol itu penyangga tengah sampai selatan, ikut Tanjungsari,” kata dia.

Jembatan peninggalan Belanda yang dikenal dengan sebutan kreteg teyeng ini sebelumnya merupakan jalur kereta api yang menghubungkan Desa Dapurno di Kecaatan Wirosari dan Desa Tanjungsari di Kecamatan Kradenan.

Tyaning Wiedya