blank
Joni Indarto. Foto: eko

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID) –Hewan ternak yang terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus bertambah. Hari ini Jumat (15 Juli 2022) sebanyak 1.041 ekor.

Data terbaru hari ini Jumat (15 Juli 2022) yang diberikan Kabid Informasi dan Komunikasi Publik
Diskominfo, Noga Nanda, sebanyak 1.041 ekor yang terserang.

Dari 21 kecamatan, hewan ternak yang terserang PMK tersebar di 18 kecamatan. Ternak terduga atau suspek di wilayah Kecamatan Salaman 26, Borobudur 5, Ngluwar 46. Selain itu di Salam 30, Srumbung 13, Dukun 200 ekor.

Di Kecamatan Muntilan yang semula tidak ada, hari ini ada 2. Sedangkan di Mungkid 182,
Sawangan 151, Candimulyo 46,
Mertoyudan 3, Tempuran 6 dan
Kajoran 3 ekor.

Di Kecamatan Kaliangkrik,
Bandongan, Windusari, tidak ada yang terserang. Secang yang sebelumnya tidak ada kini ada satu ekor.

Sementara di Tegalrejo 7, Pakis 90,
Grabag 147, dan Ngablak 83 ekor.

Dari total 1.041 ekor  yang terserang itu sudah diobati semua. Hasilnya, yang sudah membaik 801 ekor.
Masih sakit 201 ekor, yang dipotong 36 dan yang mati 3 ekor.

Berkaitan dengan adanya serangan PMK itu, pasar ternak di wilayah Magelang ditutup, sejak 24 Mei 2022. Yakni Pasar Hewan Salaman,
Borobudur, Muntilan, Bandongan,
Windusari, Pakis, Grabag dan Ngablak. Kini mulai dibuka khusus untuk kambing dan domba. Sapi dan kerbau sementara belum dijual belikan di pasar.

Terkait hal itu Kabupaten Magelang mulai memvaksin hewan ternak yang terserang PMK. Pelaksanaan vaksin perdana dilakukan di Desa Podosoko, Kecamatan Sawangan, Senin 27 Juni.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang,
Joni Indarto AP MSi, mengatakan, untuk tahap awal yang  divaksin 600 ekor, se- kabupaten. Pelaksanaanya dibatasi tanggal 2 Juli harus selesai. Diakui jumlah itu pasti kurang banyak.

Karena jumlah sapi potong se-kabupaten 78.813 ekor, sapi perah 687 ekor, kerbau 5.814 ekor. Sementara kambing 84.996 ekor, domba 87.136 ekor dan babi 558 ekor.

Sampai kini pelaksanaan vaksinasi sudah selesai, 600 ekor. Ketika ditanya kapan akan ada tambahan lagi, menurut dia, belum ada informasi lagi.

Kabid Keswan dan Kesmavet, Ery Indraswari, menambahkan, sapi yang sudah kena PMK ada bantuan dari Provinsi berupa vitamin, antihistamin, antibiotik, antiviretik.
Sebetulnya itu bukan obat, tetapi untuk mengurangi gejala sakit. Itu sudah diberikan sejak ada laporan PMK. “Kalau obatnya memang tidak ada karena itu virus,” jelasnya.

Selebihnya dia minta kepada peternak, kalau ditemukan indikasi sapinya terjangkit, peternak jangan panik. Diminta melapor kepada petugas. Peternak tetap memelihara ternaknya dengan baik, dikasih makan dan minum cukup.
Kemudian dijaga keamanannya,
membatasi orang ke luar masuk kandang dan jangan mendatangkan ternak dari luar daerah dulu.

“Sambil menunggu dropping vaksin berikutnya,” tuturnya hari ini.

Salah satu peternak, Hadi (52) warga Dusun Piji, Podosoko, Kecamatan Sawangan, mengaku memiliki dua ekor dan sudah terkena PMK. Dia suntikkan secara pribadi dengan biaya Rp 100 ribu per ekor. Sapi miliknya sudah pernah beranak 3 kali dan 4 kali. “Sudah ada tanda-tanda sakit, mulut dan hidungnya meler, kakinya tidak tahan berdiri lama lama. Daripada mati ya saya obati,” katanya.

Eko Priyono