Diungkapkan, untuk menunjang operasional Bandara Ngloram ke depannya, ada beberapa hal yang perlu disiapkan. Seperti halnya dukungan gedung administrasi dan operasional, hingga perpanjangan landasan untuk pesawat.

“Pembebasan lahan ini bukan untuk perpanjangan landasan. Saat ini kita mempunyai 1.500 Meter. Ada keinginan kami untuk memperpanjang agar private jet bisa full kapasitas turun di Bandara Ngloram, yakni menambah  sekitar 100-200 Meter,” jelas Ariadi Widiawan.

Terima Rp 2 Miliar 

Pembebasan lahan untuk keselamatan penerbangan di Bandara Ngloram Cepu, saat ini sudah memasuki tahap pembayaran ganti rugi. Salah seorang warga yang lahannya terkena pembebasan, Wahyu Agung Nugroho (40)., menerima ganti rugi terbesar, yakni Rp2 miliar lebih.

Wahyu, warga Desa Kapuan, Cepu itu mengaku ikhlas dan mendukung, bahkan menitipkan harapannya  agar Bandara Ngloram kedepannya semakin berkembang.

“Semoga kedepan Bandara Ngloram bisa memfasilitasi untuk sarana transportasi bagi Kabupaten Blora dan sekitarnya. Bermanfaat buat warga sekitar,” ungkap Wahyu saat menghadiri seremoni pembayaran pembebasan lahan Bandara Ngloram, Rabu (13/7/2022) di Hotel Grand Mega Cepu

Untuk diketahui, lahan milik keluarga Wahyu seluas sekitar 4.600 meter persegi  di Ngloram  terkena pembebasan. Dan dia menerima ganti rugi sebesar Rp 2,83 juta rupiah, sekaligus menjadi penerima ganti rugi dengan jumlah terbesar.

Dengan uang hasil ganti rugi tersebut, Wahyu berencana akan memanfaatkannya untuk hal-hal yang bersifat produktif, Rencananya untuk beli lahan baru untuk lahan pertanian sama usaha.

Demikian pula, Lamidin, warga Ngloram penerima ganti rugi lainnya juga mendukung agar Bandara Ngloram ke depan dapat berkembang.

Kudnadi Saputro