blank
Dalam merayakan Harganas 2022, Ganjar menyampaikan pentingnya pencegahan stunting. Gubernur juga menyempatkan diri mengecek kesiapan posyandu. Foto: humas

TEMANGGUNG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, gerakan mencegah stunting sangat serius untuk dilakukan. Hal itu guna mengejar target penurunan stunting pada 2024, sekaligus menyiapkan generasi untuk 2045.

”Hari ini kita memperingati Hari Keluarga Nasional dengan tema dari BKKBN bagaimana kita menurunkan stunting. Alhamdulillah, kemarin kita bisa turun sampai angka 20 persenan. Ini akan kita gerakkan, dan hari ini kita pusatkan di Kabupaten Temanggung,” kata Ganjar, usai memberikan arahan dalam acara Harganas 2022 di Desa Watukumpul, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Rabu (29/6/2022).

Ganjar menjelaskan, dalam kegiatan itu dia juga melepas rombongan motor Touring Sehati (Turun Aksi Atasi Stunting Sehat dan Bergizi). Mereka merupakan petugas yang turun langsung ke lapangan, untuk memberikan bantuan kepada target stunting.

BACA JUGA: 30 Panel Solar Cell Energi Baru Terbarukan Dukung Operasional Semen Gresik

”Tadi ditindaklanjuti dengan target yang diserbu tim. Mereka memberikan makanan bergizi, sekitar 160 an yang kita kirimkan kepada mereka,” ungkapnya.

Keseriusan mencegah stunting itu, lanjut Ganjar, juga harus diikuti seluruh kekuatan untuk membantu. Seperti PKK, Posyandu, hingga pihak swasta.

”Ini sesuatu yang serius. Kami meminta semua ikut membantu, termasuk nanti Babinsa dan Bhabinkamtibmas, juga akan kami mintai bantuan,” imbuhnya.

BACA JUGA: Polsek Kota dan Polsek Jati Juarai Turnamen Voli Kapolres Cup 2022

Selain itu, Ganjar juga meminta masyarakat agar menanam tanaman pangan pendamping padi. Itu perlu dilakukan, agar masyarakat memiliki alternatif pangan yang cukup di tengah perubahan dunia yang cepat.

”Saya juga titip, agar warga didorong untuk menanam tanaman pangan pendamping padi. Agar kemudian mereka punya alternatif pangan yang cukup, karena sekarang dunia sedang berubah, dunia sedang bergerak. Problem pangan menjadi isu internasional. Kalau lah kita tidak bisa memenuhi, maka generasi kita ke depan akan sangat berbahaya,” ungkapnya.

Gerakan mencegah stunting dan menanam tanaman pangan pendamping itu dapat dilakukan bersamaan. Pangan menjadi salah satu faktor untuk mencegah stunting, khususnya pemenuhan gizi.

BACA JUGA: The Daddies Melaju ke 16 Besar

”Maka ini kita gerakkan dengan pangan untuk pencegahan stunting, kampanye jangan menikah anak (Jo Kawin Bocah), terus jangan menikah dini. Sebelum menikah periksa dulu, kandungannya dicek kalau sudah hamil. Mudah-mudahan stunting bisa kita atasi,” harap dia.

Sementara itu, Kepala BKKBN Perwakilan Jateng, Widwiono menambahkan, penurunan stunting di provinsi ini mengalami tren yang bagus. Selama dua tahun terakhir, penurunan stunting di wilayah ini mencapai sekitar 24 persen. Sedangkan di tingkat Nasional sebesar 27,6 persen.

”Tahun ini sekitar 20,9 persen untuk Jateng. Kami terjunkan 27.931 tim yang akan bergerak bersama untuk mempercepat penurunan stunting. Kita di Jateng bisa merealisasikan dalam waktu dua tahun. Artinya, tahun 2023 stunting bisa turun lebih cepat dari target Nasional,” papar dia.

Riyan