blank
KHITAN - Petugas medis tengah mengkhitan salah seorang anak. (foto: Sutrisno)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Pelaksanaan sunatan (khitan) massal yang diselenggarakan oleh MPC (Majelis Pimpinan Cabang) Pemuda Pancasila (PP) Kota Tegal bersama Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) dan Pemerintah Kota Tegal, di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kardinah Kota Tegal, Sabtu (25/06/2022) membludak.

Dari 50 anak yang terdaftar, ternyata 49 berhasil disunat, satu orang gagal akibat ada kelainan anatomi. Awalnya panitia membatasi menerima pendaftaran untuk sunatan massal gratis hanya 20 anak. Tapi ternyata banyak minatnya mendesak agar panitia bisa menambah kuota ditambah 10 menjadi 30 anak.

“Setelah 30 anak terdaftar, tiba-tiba antusias anak dan puluhan orang tua mendesak kepada panitia untuk menambah kuota lagi. Setelah melalui rapat akhirnya diputuskan ditambah 20 hingga berjumlah 50 anak. Dan itu final kita tidak bisa nambah lagi,” kata Sekretaris MPC PP Kota Tegal, Drs H Firdaus Muhktadi di sela kegiatan.

Menurut Firdaus, antusias anak-anak dan orang tua dimungkinkan karena pelaksanaan sunat massal bertepatan dengan anak-anak libur sekolah.

Komandan KOTI Mahatidana PP Kota Tegal, Ferry Manggarano alias Pele mengatakan, bakti sosial berupa sunatan massal gratis ini dalam rangka libur anak sekolah. Momen itu kita inisiatif berkolaborasi dengan Baznas, RSUD Kardinah Kota Tegal.

Setiap anak yang disunat mendapatkan uang tunai sebesar Rp 500 ribu untuk baju koko, sarung, peci, sandal dan satu paket parsel buah. “Kita buka pendaftaran selama dua puluh hari, dari 1-20 Juni 2022.
Peserta dari warga Kota Tegal yang kurang mampu. Dan ternyata peminatnya luar biasa. Kita tutup saja masih banyak yang susulan untuk ikut,” ujar Pele.

Pihak manajemen RSUD Kardinah Kota Tegal, Wiharto menyampaikan, dari 50 anak yang disunat, 1 anak gagal disunat lantaran ada kelainan anatomi pada kelamin. Hal itu, nanti dikonsultasikan kepada dr Zulfikar Ali, Sp.U (Spesialis Urologi) untuk ditangani lebih lanjut.

Dari 30 petugas medis, 3 orang dokter dan selebihnya perawat dan apoteker ikut menangani. Tiga hari kemudian mereka diharapkan kontrol bisa ke RSUD Kardinah atau bisa ke Puskesmas terdekat dengan membawa kartu BPJS Kesehatan.

“Proses sunat massal tidak ada kendala. Hanya satu anak tertunda karena ada kelainan anatomi. Nanti tetap kita tindaklanjuti,” pungkas Wiharto.

Sutrisno