Sedangkan dari Pertamina hadir Executive General Manager Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Dwi Puja Ariestya dan Manager Communcation, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jateng, Brasto Galih Nugroho.
Fahmy pun menguraikan mengenai subsidi dan kompensasi, agar raqkyat tidak terbebani oleh harga BBM dan gas untuk kebutuhan sehari-hari mereka. “Subsidi adalah penyerahan dana dari pemerintah kepada produsen dan rumah tangga untuk meringankan beban dan menaikkan daya beli,” kata Fahmy.
Bentuknya berupa subsisi langsung atau by target yang diberikans ecara langsung kepada individua tau rumah tangga. Kemudian subsidi tak langsung berupa bantuan dan melalui penetapa harga di bawah harga pasar pada komditas tertentu.
“Sednagkan kompensasi adalah dana yang diberikan kepada Pertamina jika harga jual ditetapkan pemerintah lebih rendah dari harga keekonomian,” kata Fahmy.
Dia juga menyebut, saat ini harga minyak melonjak di atas 100 dolar AS per barel. Sedangkan Indonesia menetapkan ICP (Indonesia Crude Oil) 63 dolar per barel. “Akibatnya subsidi dan kompensasi BBM bulan April 2022 naik menjadi Rp 443,6 trilun,” ujar Fahmy.
Dengan adanya perang Ukraina-Rusia yang mengakibatkan harga minyak dunia menjulang itu, maka DPR pun menyetujui tambahan subsidi energi untuk BBM dan gas (LPG) sebesar Rpn71,8 triliun dan untuk listrik Rp 3,1 triliun.
“Pada tahun 2022, kompensasi yang harus dibayakan untuk BBM dan listrik sebesar Rp 216,1 triliun,” ujarnya.
Fahmy menyarankan, Pertamina melakukan evaluasi harga, misalnya per tiba bulan, sehingga bila ada kenaikan tiddak memberatkan masyarakat.