blank
Davide Tardozzi/dok

(SUARABARU.ID) – Diunggulkan, tapi para rider Ducati belum mampu menguasai klasemen pembalap pada MotoGP 2022.

Delapan pembalap Ducati sejauh ini masih di belakang Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) dan Aleix Espargaro (Aprilia).

Pengembangan yang masih berlangsung hingga awal musim mengganggu sentuhan Francesco Bagnaia yang baru tampil kompetitif pada balapan seri keenam.

Pembalap Ducati lain sekadar menutup kekosongan dengan hasil podium di setiap lomba, tetapi tidak cukup konsisten untuk bersaing dalam perburuan gelar.

Ducati memang memimpin klasemen pabrikan, tapi masih belum berhasil dengan titel yang paling utama, yakni klasemen pembalap.

Quartararo tampil paling konsisten, dan terakhir memenangi Grand Prix (GP) Catalan, 5 Juni lalu.

Dengan 11 lomba tersisa, Quartararo unggul 66 poin dari Bagnaia yang menjadi ujung tombak Ducati.

Manajer Tim Lenovo Ducati Davide Tardozzi masih percaya dengan peluang pembalapnya.

‘’Kami memiliki tugas untuk selalu percaya. Kami mengandalkan perasaan kami,’’ tutur Tardozzi seperti dilansir dari Speedweek.

Davide berharap Pecco, sapaan akrab Bagnaia, tak lagi ketiban sial.

Pada GP Catalan, mantan murid Valentino Rossi itu terjatuh karena kecelakaan karambol di tikungan pertama.

Agar jarak dengan Quartararo menipis, Pecco wajib mengambil GP Jerman dan Belanda.

Namun, misi itu tidak mudah karena dua GP tersebut lebih menguntungkan motor Yamaha yang ditunggangi Quartararo.

Pembalap terakhir Ducati yang menjadi juara dunia MotoGP adalah Casey Stoner.

Stoner melakukannya pada MotoGP 2007.

mm