blank
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menghadiri Latihan Gabungan Relawan BPBD se Jateng di Balai Diklat Sonyawarih, Kudus. Foto:diskominfo

KUDUS (SUARABARU.ID) -Tak kurang 160 relawan perwakilan BPBD se-Jawa Tengah mengikuti latihan gabungan yang digelar di Balai Diklat Sonyawarih, Menawan, Kudus, Kamis (9/6).

Latihan gabungan tersebut dibuka secara langsung oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo serta dihadiri Bupati Kudus HM Hartopo.

Dalam kesempata itu, Ganjar Pranowo mengimbau kepala daerah di Jateng yang memiliki wilayah dataran tinggi membuat sumur resapan. Gerakan sumur resapan ini, lanjutnya, diharapkan bisa menampung air hujan. Sehingga bisa mencegah potensi banjir dan tanah longsor.

“Saya bocori ya Pak, saya berencana mengirim surat kepada kepala daerah yang punya dataran tinggi untuk membuat sungai resapan. Kalau ditampung dari atas harapannya tidak terjadi banjir,” ungkap Ganjar.

Selain itu, Ganjar juga menyemangati relawan untuk tetap siap siaga menghadapi berbagai potensi bencana. Mulai dari pandemi, PMK, dan cuaca ekstrem yang diinformasikan terjadi pertengahan Juni-Juli. Dirinya meminta relawan diberi penjurusan agar penanganan bisa dilakukan lebih profesional.

“Kalau bisa ada penjurusan relawan. Kolaborasi dengan PMI, BMKG, maupun pemadam kebakaran biar lebih profesional,” imbuhnya setelah membuka latihan gabungan.

Sementara, Bupati Kudus HM Hartopo menceritakan betapa tangguhnya relawan BPBD Kudus saat ikut berperan menangani lonjakan kasus Covid-19 di Kudus tahun lalu menjadi pelajaran yang sangat berharga.

Pengalaman itu membentuk mental juga meningkatkan kemampuan relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus menghadapi bencana.

Bupati Kudus Hartopo menuturkan saking totalnya, relawan sampai tidak pulang berhari-hari. Namun, pengorbanan itu terbayar setelah akhirnya kasus Covid-19 di Kudus melandai. Pengalaman itu, bisa dibagikan dan dipelajari bersama relawan dari seluruh penjuru Jawa Tengah.

“Saya melihat totalitas relawan waktu Covid-19 melonjak itu luar biasa. Mereka tetap total sampai kasus di Kudus turun,” ungkapnya

Selain pandemi, Kabupaten Kudus menghadapi potensi bencana alam tahunan yakni banjir. Namun, Hartopo mengungkapkan telah berkoordinasi dengan BBWS supaya normalisasi sungai dilakukan dari hulu sehingga menyeluruh. Tak hanya normalisasi lokal saja.

“Kalau banjir memang karena banyak sungai yang dangkal, perlu dinormalisasi,” ucapnya.

Kalakhar Provinsi Jateng Bergas C Penanggungan mengungkapkan relawan harus terus meningkatkan kesiapsiagaan ketika terjadi bencana. Bergas menyampaikan, momen dalam penyelamatan saat bencana penting agar penanganan tak terlambat.

“Relawan harus paham bahwa momen dalam penanganan bencana penting. Selama diklat di sini, silakan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan,” tegasnya.

Ali Bustomi