blank
Suasana ngaji Kelas Orang Tua yang tampak semarak dan semangat di TPQ Plus Al-Qodar. (Foto:humas)

SEMARANG (SUARASEMARANG.ID) – Semangat 66 lansia untuk belajar mengaji di TPQ Plus Al-Qodar Sendangmulyo cukup tinggi, usai gedung TPQ tersebut diresmikan oleh Kepala Kemenag Jawa Tengah H Mustain Achmad, SH MH pada 20 Mei 2022.

Dalam peresmian tersebut hadir antara lain mantan Gubernur Jateng, Ali Mufiz dan beberapa kiai sepuh MUI Jawa Tengah.

Kepala TPQ Plus Al-Qodar, Choirul Ulil Albab M.Ikom mengatakan, gedung yang disebut Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah sebagai termegah dan paling representatif di Jawa Tengah itu kini menjadi sarana pembelajaran diniyah bagi santri usia balita hingga lansia.

”Jumlah santri aktif yang mengikuti pendidikan diniyah di TPQ Plus Al-Qodar sebanyak 300 santri, terdiri atas usia di atas lima tahun hingga 60 tahun,” ujarnya.

Dia mengatakan, santri usia anak hingga pemuda masuk di Kelas Ali, Ustman, Umar, Abu Bakar, Hamzam dan Kelas Pemuda yang usianya di bawah 30 tahun.

”Sedangkan santri usia 40-60 tahun ke atas, masuk Kelas Orang Tua, sebagai kelas baru yang pengajarannya dimulai 1 Juni 2022. Kelas tersebut tergolong dadakan, seiring permintaan masyarakat,” tuturnya.

Menurutnya, hanya empat hari dibuka pendaftaran, peserta tercatat 67 orang, terdiri atas 39 perempuan dan 27 pria, yang kemudian dikelompokkan dalam empat kelas dengan empat guru. Dua kelas untuk perempuan dan dua kelas untuk pria.

”Kelas Pemuda dan Kelas Orang Tua proses pengajarannya dilaksanakan di malam hari,” jelasnya.

Rencananya, kata Ulil Albab, pada Agustus 2022, TPQ Plus Al-Qodar akan membuka Kelas Balita dengan usia di bawah lima tahun.

Kelas ini dibuka atas desakan masyarakat, yang jumlah pendaftarnya kini mencapai 25 balita. Kelas ini akan diselenggarakan pada pagi hari.

”Untuk, Kelas Orang Tua akan dibuat rasio santri dengan pengajar 1: 20. sehingga untuk kelompok pria bisa ditambah hingga mencapai 40 orang, yang saat ini baru tercatat 27 orang,” ungkapnya.

Ulil menjelaskan, dinamai Kelas Orang Tua, karena seluruh peserta usianya di atas 40 tahun, bahkan banyak yang usia lansia hingga bercucu. Mereka tidak sekadar senang dapat mengaji di TPQ Plus Al-Qodar tetapi sekaligus bangga disebut santri.

”Bagi Kelas Orang Tua, berkesempatan mengaji diniyah sebagai cita-cita yang akhirnya terwujud, maka kesempatan tersebut tidak akan disia-siakan,” tuturnya.

Ulil menjelaskan, 67 santri Kelas Orang Tua memang tidak semuanya nol dalam membaca Alquran, banyak yang sudah dapat membaca tapi belum lancar.

Maka bagi mereka yang sudah bisa tapi belum lancar masuk kelas sendiri, ditambah Kelas yang pesertanya benar-benar masih nol bacaannya.

”Selain pelajaran intensif baca tulis Alquran, juga semua santri dari Kelas Ali hingga Kelas Orang Tua, diperdalam pendidikan diniyah seperti Fiqih, Tareh Islam, Aqidah dan Ahlak, Kitab Kuning dan Hadist. Bagi Kelas orang tua ditambah mengaji Tafsir Alquran hingga ilmu kepemimpinan dalam Islam wasathiyah.,” tambahnya.

”Karena pendidikan di TPQ Plus setara dengan pendidikan di pesantren maka kita menamakan dengan TPQ Plus dan peserta didik semuanya kita sebut santri,” jelas Ulil.

Berfungsi efektinya gedung TPQ Plus Al-Qodar ini, kata Ulil, sebagai bukti TPQ Plus Al-Qodar mampu merealisasikan impian masyarakat Perumnas Sendangmulyo untuk memiliki gedung TPQ yang representatif sebagai tempat mengaji diniyah dari usia anak hingga orang tua.

”Yayasan Al-Qodar bersama masyarakat berhasil mewujudkan impian membangun Gedung TPQ Plus dengan biaya Rp 1,312 miliar yang kini menjadi pusat pendidikan diniyah,” tandasnya.

Muhaimin