PMK Meningkat
Salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku, Dinas Peterikan Kabupaten Magelang melakukan steriliasi di pasar hewan. Foto: W. Cahyono

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)- Kasus penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi di wilayah Kabupaten Magelang mengalami peningkatan yang cukup tajam selama satu minggu terakhir, yakni 10 kali lipat.

“Saat ditemukan pertama di Kabupaten Magelang pda 25 Mei lalu, hewan ternak sapi yang suspect PKM hanya 10 ekor. Dan, di awal bulan Juni ini meningkat menjadi 184 ekor,’’ kata Ery Indraswari, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang, Jumat ( 3/6/2022).

Ery mengatakan, selain 184 ekor sapi terduga PMK  tersebut, pihaknya juga menemukan  lima ekor sapi  positif terinfeksi penyakit yang disebabkan virus dan menyerang hewan ternak.

PMK Meningkat
Ery Indraswari, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peterikan Kab Magelang. Foto: W. Cahyono

Menurutnya, dari hasil uji laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peterikan Kabupaten Magelang,  penyakit mulut dan kuku tersebut, semuanya menyerang ternak sapi. Sedangkan, kerbau dan kambing atau domba belum ada yang terifeksi.

Ery menambahkan, selain jumlah ternak sapi yang suspect PMK meningkat,  sebaran wilayah yang terjangkit PMK pada ternak sapi tersebut juga semakin meluas. Yakni, terjadi di 11 wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang.

“ Penyakit kuku dan mulut pada ternak sapi tersebut tersebar di 11 wilayah kecamatan. Yakni, Kecamatan Salaman  Borobudur, Salam, Srumbung, Dukun, Mungkid. Kemudian, di Kecamatan Sawangan, Candimulyo, Pakis, Grabag dan Ngablak,” katanya.

Ia menjelaskan, dari 11 wilayah kecamatan yang menjadi daerah penyebaran penyakit kuku dan mulut tersebut, wilayah Kecamatan paling tinggi ditemukan sapi yang suspect PKM itu, yakni sebanyak 49 ekor sapi.

Setelah Kecamatan Sawangan, kemudian disusul Kecamatan Dukun dengan 41 ekor sapi  dan  Kecamatan  Grabag dengan 19 ekor sapi.

Ery menambahkan, peningkatan jumlah sapi yang terkena penyakit kuku dan mulut tersebut diduga karena, banyaknya orang yang keluar masuk kandang sapid an menyebabkan penyebaran virus penyakit tersebut.

“Kemungkinan adanya orang yang keluar-masuk kandang sapi . Sementara tanpa diketahui baju atau celana atau lainnya tersebut menempel virus dan menyebar ke sapi lainnya,” jelasnya.

Menurutnya, pihaknya juga telah berupaya untuk memperkecil jumlah sapi yang tertular virus PMK dengan cara melakukan penyemprotan cairan disinfektan di kandang-kandang dan juga pasar-pasar hewan.

Selain itu, untuk sementara sebanyak delapan pasar hewan yang ada di Kabupaten Magelang masih ditutup hingga 6 Juni 2022 ini.

“ Dari 184 ekor sapi yang suspect PMK tersebut telah kami obati. Dan 11 ekor diantaranya kini kondisinya sudah membaik,” kata Ery.  W. Cahyono