blank
Pj Bupati Jepara dan Forkopimda Jepara turut menandatangani ikrar perdamaian Desa Ngetuk dan Muryolobo ( Foto: Kominfo ).

JEPARA (SUARABARU.ID)– Desa Ngetuk dan Muryolobo, Kecamatan Nalumsari akhirnya mencapai kesepakatan perdamaian untuk mengakhiri konflik antar kelompok yang telah menelan korban jiwa.

blank
Petinggi Muryolobo Sunarto saat menandatangani ikrar damai ( Foto : Diskominfo )

Kedua desa telah nenandatangani ikrar bersama disaksikan oleh Forkopimda Jepara Kamis (2/6-2022) di Gedung Shima Jepara.

Kedua petinggi wilayah ini beserta unsur BPD, pemuka agama, tokoh masyarakat maupun pemuda bersepakat mengakhiri konflik sosial yang dipicu dendam lama.

Kesepakatan menyudahi ketegangan antardua desa tersebut, ditandai dengan ikrar untuk senantiasa hidup rukun dan damai.

blank
Petinggi Desa Ngetuk Fahrul Lidayanu saat menandatangani ikrar (Foto: Kominfo)

Kesanggupan itu dinyatakan oleh seluruhnya, menjawab pertanyaan yang dilontarkan Penjabat (Pj) Bupati Edy Supriyanta pada sebuah pertemuan bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Desa Ngetuk dan Muryolobo.

Pj. Bupati lantas meminta agar dua desa itu selalu menjaga ikrar ataupun komitmen tersebut. Harapannya agar kegiatan untuk merukunkan ini menjadi yang terakhir. Seterusnya, kehidupan sosial terjalin harmonis dalam bingkai persaudaraan.

Lebih lanjut Edy pun memerintahkan, kepada Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan beserta petinggi untuk terus mengawal ikrar damai dua desa ini. Memberikan arahan positif, dan jika menemui kendala diminta mengomunikasikannya.

Dalam kesempatan itu, tampak hadir pula di antaranya Sekda Edy Sujatmiko, Kepala Pengadilan Negeri yang diwakili Panitera Muda Damar Satriyo Wibowo, Petinggi Ngetuk Fahrul Lidayano, dan Petinggi Muryolobo Sunarto.

Ketua DPRD Jepara Haizul Maarif berharap agar pertemuan kali ini menjadi titik balik terakhir, agar tercipta suatu kedamaian untuk semua. Ia mengimbau untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan antarmanusia. Termasuk sikap merasa saling bersaudara satu sama lain, serta konsep persaudaraan dalam Islam.

Kapolres Jepara AKBP Warsono mengungkapkan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan, serta menjaga kedamaian. Ia meminta agar penyebab peristiwa nahas yang telah terjadi kemarin tak diwariskan ke generasi mendatang. ”Jangan sampai pola pikir itu turun-temurun sampai dengan anak cucunya, ini harus kita putus. Lakukan kegiatan-kegiatan positif yang bertujuan untuk konsolidasi, kebersamaan dan persaudaraan,” tandasnya.

blank

Kajari Jepara Ayu Agung juga sangat menyayangkan adanya peristiwa duka tersebut. Sebab, menurutnya dapat berdampak pada proses pembangunan daerah. Terlebih Jepara merupakan daerah tujuan wisata dan melakukan kegiatan bisnis.

blank

Dandim 0719/Jepara Letkol Arh. Tri Yudhi Herlambang meminta, adanya pendataan rutin bagi warga yang tengah bekerja di luar desa. Baik mereka yang datang maupun akan pergi. “Sehingga tidak akan terjadi lagi. Dua kampung ini akan menjadi baik lagi, karena kita sama-sama Pancasila, sama-sama Indonesia, bersaudara,” tandasnya.

blank

Dalam kesempatan itu, Petinggi Ngetuk Fahrul Lidayano meminta maaf atas ulah oknum warganya yang melakukan perbuatan melawan hukum. Ia menerangkan jika peristiwa kemarin terjadi di luar kehendaknya. Sebab, jauh hari sudah dilakukan antisipasi secara bersama-sama. “Kami beserta unsur BPD, pemuka agama, tokoh masyarakat maupun pemuda, berharap banyak dan besar hati kepada seluruh masyarakat Muryolobo untuk memberikan maaf,” pintanya.

Permintaan maaf Petinggi Ngetuk diterima Petinggi Muryolobo Sunarto. Ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman dengan Petinggi Desa Ngetuk. Naskah tersebut juga turut diteken perwakilan warga dua desa, dan Forkopimda. “Semoga ini menjadi yang terakhir, dan menjadi awal untuk kerukunan Desa Muryolobo dan Ngetuk,” ujarnya.

blank

Di hadapan Forkopimda, Sunarto sebelumnya juga meminta para stakeholder agar lebih meningkatkan pemantauan dan pengarahan. Khusunya ke semua wilayah di Kecamatan Nalumsari, utamanya terhadap peredaran miras sebab telah mengkhawatirkan. Bahkan, parahnya anak kecil pun sudah mengonsumsinya. “Kami sebenarnya sudah berusaha, tapi saya bingung mirasnya ini yang masih saja ada,” ujarnya.

Hadepe