blank
Dialog Interaktif DPRD Jawa Tengah di Radio Kartini Jepara

JEPARA ( SUARABARU.ID) – Ada banyak cara yang dilakukan oleh anggota DPRD Jawa Tengah untuk menyerap aspirasi masyarakat. Disamping melalui reses, kunjungan ke daerah pemilihan juga menggunakan dialog radio di LPPL Radio Kartini Jepara.

Dialog di Radio Kartini Jepara Rabu (18/5-2922) yang menghadirkan Andang Wahyu Triyanto F PDI P,  Helmy Turmudhi F Demokrat, Muwahib( F Golkar ) dan Setia Budi Wibawa ( F PKS ) ini dipandu oleh Nasya Ahmad.

Dalam dialog interaktif ini dibahas sejumlah persoalan  pasca pandemi. Diantarnya adalah sektor ekonomi, khususnya sektor usaha kecil.

“Jika pemerintah tidak melakukan intervensi sulit bagi usaha kecil untuk bersaing dengan industri besar,” ujar Setia Budi Wibowo, politisi dari PKS.

Sementara Andang Wahyu Triyanto mengungkapkan usaha kecil menengah yang menjadi salah satu pilar perekonomian daerah harus terus dikembangkan. Seni ukir misalnya, pelestarian perlu dilakukan secara serius. “Sekolah memiliki peran penting dalam pelestarian seni ukir dan juga budaya,” ujar Andang.

Hal penting lain yang diperlukan di pasca pandemi ini menurut Muwahib adalah spirit bersama untuk kembali bangkit. “DPRD akan berusaha untuk menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat,” ujar Muwahib, politisi partai Golkar.

Helmy Turmudhi dari F Demokrat mengaku telah berusaha untuk menarik dana di sektor pembangunan untuk Kabupaten Kudus, Demak dan Jepara. “Harapan kami dengan infrastruktur yang semakin baik diharapkan akan mendukung sektor perekonomian masyarakat,” ujar Helmy.

Dalam dialog interaktif ini ada sejumlah aspirasi dari warga, diantaranya adalah pendampingan modal, pelestarian ukir dan penguatan modal untuk koperasi yang baru  saja berdiri. Juga kecemasan industri besar yang menggeser potensi lokal seperti seni ukir. Salah satu keluhan disampaikan oleh seniman ukir Bang Leo yang sejak setahun lalu harus mengukir di Rembang.

“Dampak kehadiran industri besar di sebuah daerah memang memiliki dampak yang cukup luas, mulai sosial budaya dan ekonomi. Karena itu butuh keseimbangan dan peran pemerintah yang lebih kongkrit,” ujar Setia Budi Wibawa.

Tentang kecemasan bahwa seni ukir akan mati, menurut Andang Wahyu Triyanto perlu terus digaungkan potensi kearifan lokal. “Pemerintah harus terus mengembangkan seni unggulan Jepara ini, diantaranya melalui kehadiran  sekolah vokasi dan promosi,” ujar Andang.

Hadepe