Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan Kabupaten Grobogan punya sejumlah potensi kerawanan bencana.

Berbagai bencana yang kerap terjadi di Kabupaten Grobogan antara lain seperti banjir, angin puyuh, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran. Atas dasar itulah, maka perlu adanya penyusunan KRB tersebut.

Endang mengatakan, saat ini belum ada sistem informasi yang menghimpun dan mengelola kebencanaan di Kabupaten Grobogan.

Dengan adanya dua aplikasi ini diharapkan bisa membantu para pemangku kepentingan dan masyarakat Grobogan jika terjadi informasi tentang adanya bencana di wilayah ini. Seperti yang diketahui, saat ini penanganan bencana barusebayas pada kejadian.

Ketika masyarakat mengunduh aplikasi Sigana dan Gema Utama, akan mengetahui kejadian bencana dan juga pelaporan dari masyarakat.

Jika masyarakat melaporkan suatu kejadian tersebut, nantinya petugas dari BPBD Grobogan akan merespon setiap informasi kebencanaan di Kabupaten Grobogan.

“Ketika ada kejadian pohon tumbang langsung bisa diakses di Sigana dan itu ada GPS sehingga langsung tahu lokasinya,” ujar Endang.

Kegiatan Public Hearing Review Kajian Risiko Bencana ini dihadiri oleh sejumlah peserta dari berbagai lingkup instansi, baik secara virtual maupun offline yang berpusat di Gedung Riptaloka tersebut.

Dari beberapa peserta, salah satu penanya adalah Soetowo. Pria yang aktif di organisasi RAPI ini mengharapkan BPBD Grobogan tidak hanya melakukan pencegahan saja, namun juga perlu mencegah bencana.

Contohnya, BPBD Grobogan harus sigap ketika terjadi penambangan liar dan penebangan pohom lantaran akan membuat banjir berhari-hari.

Tya Wiedya