blank

Oleh : Indria Mustika, S.Pd, M.Pd.

Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat  yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Pernyataan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu kompetensi untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis serta  menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21.

Dalam kaitannya dengan dimensi  Profil Pelajar Pancasila terdapat  6 ciri utama yaitu :

Pertama,  beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Ada  5 elemen kunci yang harus dicapai yaitu akhlak beragama,  akhlak pribadi, akhlak kepada sesama, akhlak kepada alam dan akhlak bernegara. Ini menuntun  pelajar untuk membangun relasi yang harmonis dengan Tuhan, sesama,  alam serta  memahami ajaran agama dan kepercayaan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

blank

Kedua, berkebinekaan global diharapkan mampu membentuk  pelajar yang mencintai budayanya dan mempertahankan lokalitas dan indentitasnya dengan tetap berfikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai. Bahkan memberikan ruang terbuka bagi tumbuhnya budaya baru yang tidak bertentangan dengan budaya  luhur bangsa.

Ada 3 elemen kunci berkebhinekaan global yaitu mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkutural  dalam berinterksi dengan sesama serta  refleksi dan tanggung awab  terhadap pengalaman kebhinekaan

blank

Ketiga, gotong royong merupakan kemampuan siswa untuk bekerja bersama agar kegiatan yang dilakukan lebih lancar, mudah dan ringan.

Ada 6 elemen kunci gotong royong, yaitu kolaborasi, kepedulian dan berbagi

Keempat, mandiri yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.

Ada 2 elemen kunci kemandirian yaitu kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta mampu mengatur diri sendiri.

blank

Kelima, bernalar kritis hingga mampu secara obyektif  memproses informasi , membangun keterkatan berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.

Ada 4 elemen kunci penalaran kritis yaitu memproses informasi dan gagasan,  menganalisa dan mengevaluasi  penalaran, merefleksi  pemikiran dan proses berfikir serta mengambil keputusan dengan tepat.

blank

Keenam, kreatif yang mampu memodifkasikan dan menghasilkan sesuatu yang orosinil, bermakna, bermanfaat dan berdampak.

Ada  2 elemen kunci kreatif yaitu menghasilkan gagasan yang orisinil dan mampu menghasilkan  karya dan tindakan  orisinil.

blank

Nilai Keutamaan RA Kartini

Dalam rangka peringatan Hari Kartini ke – 143 ini, saya ingin kembali mengajak pembaca agar  kita tidak hanya kembali   pada acara serimonial. Bahkan kita sering hanya menukar dan memaknai nilai  perjuangannya dengan pakaian adat, resepsi, upacara, dan bahkan lomba-lomba.

Setelah itu kita gagap menangkap nilai-nilai R.A. Kartini yang harus  diteladani. Padahal nilai-nilai ini  adalah hal-hal penting, ideal dan  berharga,  baik berisi gagasan, sikap,  maupun perbuatan  yang telah dilakukan oleh R.A. Kartini di sepanjang hidupnya.  Nilai ini kemudian menjadi lebih berarti dan berharga jika dapat di integrasikan dalam pendidikan karakter bangsa ini, utamanya anak-anak dan generasi muda.

blank

Karena itu  belajar dari perjalanan hidup R.A. Kartini dalam dimensi historis-sosiologis, surat-surat  panjang  kepada  sahabatnya dan dua nota kepada pemerintah Belanda, kami   merumuskan nilai-nilai   R.A.  Kartini yang masih relevan sampai saat ini, utamanya dalam membangun Profil Pelajar Pancasila.

Banyak nilai-nilai luhur yang dapat kita  ambil dari gagasan, sikap  dan pernbuatan yang telah dilakukan  oleh R.A. Kartini untuk bangsanya. Nilai-nilai itu  saripatinya kami sebut sebagai Sapta Utama Keteladanan R.A. Kartini  yang meliputi: emansipatif, nasionalis, kritis, kreatif, optimis, bersahaja, dan jujur.

blank

Pada turunan  Sapta Utama Keteladanan RA Kartini ini, nampak betapa gagasan RA Kartini dapat dimaknai sebagai ruh Profil Pelajar Pancasila

Pertama, emansipatif. Nilai ini  meliputi kesetaraan dan persamaan  derajat bukan hanya antara laki-laki dan  perempuan, tetapi   mencakup  kepekaan dan kepedulian sosial, semangat  pembebasan  melawan  ketidak adilan,  kezaliman, kebodohaan, kemiskinan dan berani  menghadapi  penindasan walaupun atas  nama adat yang dijunjung tinggi  kaum bangsawan.

blank

Kedua; nasionalis dan religius.  Apa yang dilakukan oleh  R.A. Kartini adalah wujud cintanya pada bangsa dan tanah  air. Ini ditunjukan dengan sikapnya yang sangat   menghargai keberagaman dan  pluralitas, mengembangan  budaya dan tradisi serta   menerima kemajuan dari manapun selama   mendukung penguatan  jati diri  bangsanya. Ia juga pribadi yang taat pada ajaran agama dan melakukannya. Hubungan dengan Kyai Sholeh Darat menjadi bukti betapa keinginannya untk menjadikan Al – Qur’an sebagai pedoman hidupnya.

blank

Ketiga; kritis. Walaupun harus berada dibalik  dinding pingitan, semangat untuk terus belajar,  telah  menjadikan R.A. Kartini sebagai pribadi yang cerdas dan argumentatif,   rasional  dan   analitis dalam melihat persoalan hingga memiiliki  pemikiran yang lengkap tentang persoalan yang dihadapi oleh bangsanya dan sekaligus merumuskan  jalan keluarnya. Ia mampu mengolah informasi, kobsep dan bahkan nilai untuk dicari yang terbaik bagi bangsanya

Keempat, kreatif.  R.A. Kartini sangat terbuka dengan gagasan dan ide baru,  terbuka terhadap  perubahan, menciptakan peluang berkarya, inovatiif dan senantiasa berorientasi  kemasa depan. Seperti yang telah dilakukan dengan merubah orientasi seni ukir Jepara dari seni menjadi  kerajinan.  Termasuk memasukkan motif-motif baru pada ukir  dan  batik Jepara.

blank

 Kelima; optimis. Pingitan tidak membuat R.A. Kartini  menyerah. Selalu  saja ada optimisme R.A. Kartini dari setiap  persoalan berat yang dihadapi. Ia gigih  memperjuangkan keyakinan, berprasangka dan  berkehendak baik, berfikir positif dan selalu berorientasi pada masa depan.

Keenam; Bersahaja. Kesederhanaan adalah salah satu ciri  R.A. Kartini. Menghormati  sesama, tepa slira dan tidak menyombongkan diri  walaupun ia  anak  seorang Bupati. R.A. Kartini bahkan tidak  mau mengambil haknya sebagai putri  bangsawan untuk mendapatkan penghormatan dari  orang-orang yang  oleh adat harus  menghormatinya.

blank

Ketujuh; jujur. R.A. Kartini senantiasa  terbuka  menyampaikan kebenaran dan keyakinannya dan bersedia belajar kepada  orang lain serta menghormati  pendapat orang lain  walaupun berbeda dengan pandangannya.  R.A. Kartini   obyektif dan  berani  mengoreksi diri sendiri.

Sapta Utama Keteladanan RA Kartini ini bukanlah sebuah teks mati. Kami     sangat  terbuka untuk  menerima pemikiran  baru.  Harapan  kami pemikiran ini  justru bisa memantik  diskusi  bersama untuk merumuskan nilai-nilai  R.A. Kartini yang masih relevan  untuk kita teladani dan wariskan saat ini dan masa yang akan datang.

Penulis adalah  Ketua MGMP Tata Busana SMK Provinsi Jawa Tengah,  Sekretaris Yayasan Kartini Indonesia dan Guru  SMKN 2 Jepara