Baca juga Seorang Lelaki Tewas Gantung Diri, Diduga Depresi Usai Bercerai dari Istri
Selanjutnya sembahyang dipimpin rohaniwan WS Adjie Chandra menuju altar sembahyang umum yang di atasnya tersaji banyak makanan, buah, kue minuman serta lainnya.
Untuk ching bing yang dilaksanakan Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Surakarta tedapat dua altar sembahyang umum. Yakni altar berisi maknan bagi vegetarian dan untuk nonvegetarian.
Pembagian makanan dalam altar umum karena leluhur masyarakat Tionghoa semasa hidupnya banyak yang berpantang makan daging.
Di belakang altar sembahyang umum terpasang nama leluhur yang didoakan. Selesai upacara, kertas berisi nama leluhur dibakar/ disempurnakan bersaman dengan Gin Coa (uang-uangan perak). ”Pada sembahyang kali ini, sebanyak 150 umat Khonghucu mengikuti jalannya upacara yang berlangsung sekitar satu jam,” terangnya.
Sanjaya, warga Jebres Solo yang juga mengikuti sembayang ching bing di Kelenteng Thiong Ting mengatakan, dirinya selalu hadir dalam upacara setiap tahunnya. Doa dikirim kepada orang tua dan seluruh leluhur.
“Selain mengikuti sembahyang di kelenteng, dirinya dirumah juga menggelar upacara keagamaan sejenis bersama seluruh keluarga,” kata Sanjaya.
Bagus Adji