(SUARABARU.ID) – Francis Ngannou, pemegang sabuk juara kelas berat Ultimate Fighting Championship (UFC), kerap mengeluhkan kecilnya bayaran untuk duelnya di oktagon.
Dalam pertarungan terakhirnya kontra Ciryl Gane, 22 Januari lalu, Ngannou cuma menerima 600 ribu dolar AS (sekitar Rp 8,6 miliar).
Untuk sebuah laga tarung perebutan gelar, honor yang didapatkan jagoan asal Kamerun itu terhitung kecil.
Jika dibandingkan dengan dunia tinju, bayaran duel monster bertajuk partai perebutan titel di ring segi empat jauh lebih besar.
Sebagai perbandingan, Tyson Fury (juara dunia tinju kelas berat WBC) menerima bayaran sebesar 30 juta dolar AS (Rp 430 miliar) dalam duel trilogi versus Deontay Wilder.
Angka yang diterima The Predator, julukan Ngannou, membuat rekannya yang baru saja mendapatkan kontrak mewah dari UFC, Israel Adesanya, merasa sedih.
Mike Tyson, eks juara dunia tinju kelas berat sejati, sepakat dengan pendapat Adesanya (pemegang sabuk kelas menengah UFC).
Menurut Si Leher Beton, bayaran yang diterima Si Pemangsa mengerikan.
‘’Bayaran Ngannou itu sama dengan biaya pelatihan saya. Itu besarnya sama dengan biaya saya berlatih,’’ ujar Tyson seperti dilansir dari Sportskeeda.
Sementara itu, Adesanya menyatakan orang-orang yang melakukan debut di UFC seharusnya bisa mendapatkan bayaran besar.
‘’Dengan begitu, mereka tidak harus bekerja sama sekali selama kamp pelatihan. Saat ini mereka memiliki pekerjaan sampingan,’’ paparnya.
Bayaran yang kecil itu pula yang membuat Ngannou belum memperpanjang kontrak dengan UFC.
The Predator bahkan ingin mencoba naik ring tinju.
rr