Bripka Sulistiyono di depan kompor dengan api yang bernyala bviru, dengan bahan bakar biogas. Foto: Polres Grobogan

Dia pun menuturkan, di desa binaannya banyak warga beternak sapi. Dia melihat kotoran sapi yang tidak dimanfaatkan masyarakat di Desa Kalangbancar. Hal itu membuat dirinya tergerak untuk memanfaatkannya sebagai biogas.

Cara pengelolaan kotoran sapi menjadi sebuah biogas, menurutnya, cukup mudah, yakni dengan cara mengolah kotoran sapi ke dalam tandon yang telah dirancang sebelumnya.

Bahan-bahan yang digunakan di antaranya tandon, air dan kotoran hewan. “Kotoran hewan dan air dimasukkan ke dalam tandon dan kemudian diendapkan kurang lebih selama satu minggu. Setelah itu akan keluar gas yang dapat digunakan untuk bahan bakar memasak kurang lebih dua bulan,” kata Sulistiyono.

Energi biogas dari kotoran sapi tersebut dapat digunakan sebagai pengganti gas elpiji, untuk menyalakan untuk kompor dan penerangan rumah. Untuk saat ini telah digunakan sebanyak enam rumah dan akan dikembangkan lebih banyak lagi ke masyarakat sekitar.

Kapolres Grobogan AKBP Benny Setyowadi mendukung penuh apa yang dilakukan anak buahnya ini.

Bahkan, sebagai bentuk apresiasi AKBP Benny Setyowadi, Bripka Sulistyono menerima penghargaan atas prestasinya membuat inovasi baru yakni pembuatan biogas di Desa Kalangbancar, Kecamatan Geyer.

Tya Wiedya