“Baru kali ini banjir. Arusnya kenceng banget sampai kandang ayam hanyut,” ungkap Mashuri yang juga menjabat Kaur Kesra Desa Sugihmanik.

Kebingungan atas adanya air bah, juga dirasakan Madopir, pengusaha UMKM tahu itu terkejut lantaran air bah setinggi sekitar 50 centimeter masuk kedalam rumah.

“Paling tinggi segini (menunjukan paha atas) sekitar 50 sentimeter. Air datang tiba-tiba jadi tidak sempat angkat barang-barang,” ungkapnya usai membersihkan rumah.

Tidak lama, air menggenang hanya sekitar satu jam sejak air datang. Air disertai lumpur mengakibatkan dapur tempat memasak tahu tergenang sehingga dirinya tidak memproduksi tahu.

“Hari ini tidak masak. Pabrik kena banjir. Harga kedelai mahal, minyak naik malah kena banjir memang lagi nasib,” keluhnya.

Banjir air bah di Grobogan masuk ke rumah sekitar pukul 14.30 sempat menggenangi sejumlah alat elektronik miliknya. Di sisi barat kabupaten Grobogan, banjir air bah tidak saja terjadi di Desa Sugihmanik, air disertai lumpur dengan deras masuk ke permukiman warga di Desa Kaliwenang dan Mrisi.

Air dari hutan RPH Sugihmanik, masuk dengan deras bahkan mampu menghanyutkan batu dan lumpur ke jalan raya. Akibatnya, ruas jalan di Kaliwenang tersisa lumpur, dan ruas jalan di Mrisi terdapat tumpukan batu di tengah jalan.

Tya Wiedya