blank
Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng). Foto: dok/ist

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Elektabilitas Ganjar Pranowo mengungguli Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, bahkan Joko Widodo (Jokowi), apabila pemilihan umum presiden dan wakil presiden (pilpres) dilakukan saat ini.

Hal itu terungkap dalam survei yang dilakulan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dipublikasikan, Senin (28/2).

Untuk memenangkan pemilihan presiden seorang calon presiden harus unggul dari lawan-lawannya dalam menarik dukungan pemilih.

Sementara para pemilih memiliki latar belakang yang beragam dan setiap kelompok pemilih punya kecenderungan sikap dan perilaku masing-masing.

“Kelompok pemilih yang penting jadi perhatian adalah pemilih kritis, yang jumlahnya sekitar 72% dari total populasi pemilih nasional,” papar Deni Irvani, Direktur Riset SMRC.

Baca juga: Ganjar Cukur Gundul untuk Empati Anak-Anak Penyintas Kanker

Dalam survei yang digelar 8-10 Februari 2022 terhadap 1.268 responden kelompok pemilih kategori kritis, dengan margin of error ±2.8% pada tingkat kepercayaan 95%, Ganjar Pranowo meraup dukungan 19,9%, disusul Prabowo 10,4% dan Anies Baswedan 9,8%.

Bakal calon presiden lainnya memperoleh dukungan kurang dari 5%, di antaranya Ridwan Kamil 3,2%, Jokowi 3%, Sandiaga Uno 2,7%, dan Agus Harimurti Yudhoyono 1,2%.

Selain itu, masih ada bakal calon presiden lainnya yang memperoleh dukungan kurang dari 1%, di antaranya Puan Maharani, Ahok, Andika Perkasa, Erick Thohir, Gatot Nurmantyo, serta Airlangga Hartarto.

Deni menambahkan, responden yang memiliki telepon/cellphone merupakan indikasi kelompok pemilih kritis. Mereka cenderung punya kesempatan lebih besar untuk mendapat informasi sosial-politik dibanding yang tidak punya telepon/cellphone, dan karena itu kritis dalam menilai berbagai persoalan.

Jumlah pemilih kritis dengan indikasi pemilik telepon/cellphone sekitar 72% dari populasi pemilih nasional. Mereka umumnya berasal dari kelompok warga di perkotaan, berpendidikan lebih tinggi, dan memiliki ketertarikan terhadap masalah politik.

Pemilih kritis tidak mudah goyah atau dipengaruhi, dan sebaliknya bisa mempengaruhi pemilih lain. Calon yang mendapat dukungan kuat dari pemilih kritis, memiliki keuntungan karena punya kesempatan yang besar untuk menaikkan dukungan, atau setidaknya punya kemampuan untuk menjaga dukungan yang telah diraih.

Tm-Ab