blank
Pengusaha properti, Alim Sugiantoro (kiri), bersama GKR Mangkubumi. (dok)

(SUARABARU.ID) – Tercatat 34 penulis dari berbagai latar belakang ikut berpartisipasi dalam penerbitan buku ‘’GKR Mangkubumi: Penyumbang Budaya Adiluhung dan Peradaban Indonesia Modern’’.

Peluncuran buku itu dilakukan di Ndalem Poenokawan Yogyakarta, Sabtu (26/2/2022) malam sekaligus menjadi kado ulang tahun ke-50 untuk putri sulung Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu.

Di antara tokoh yang turut memberikan tulisannya adalah Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Menkopolhukam Mahfud MD, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan sutradara Garin Nugroho.

Sri Sultan HB X juga ikut menyumbang tulisan untuk buku ini.

Para penulis secara umum mengungkapkan sosok GKR Mangkubumi yang sederhana dan apa adanya.

Bahkan, dia kerap tampil simpel tanpa sapuan make up.

Namun, penampilan apa adanya itu tak mengurangi keberadaannya sebagai pribadi yang berkarakter kuat, dan hangat terhadap siapa pun.

Buku ini mengulik kisah masa lalu Gusti Mangku saat masih bernama Raden Ajeng Nurmalita, lalu berganti GKR Pembayun, dan kemudian menyandang gelar GKR Mangkubumi.

Mengkopolhukam Mahfud MD mengisahkan perkenalannya dengan GKR Mangkubumi.

Melalui buku setebal 363 halaman itu, Mahfud menilai predikat penyambung budaya adiluhung dan peradaban Indonesia modern memang layak diemban Gusti Mangku.

‘’Itu murni saya tulis sendiri. Kalau cuma formalitas, saya bisa menyuruh staf buat nulis,’’ ujar Mahfud.

Dalam buku itu juga dikisahkan tentang proses kelahiran GKR Mangkubumi yang memiliki nama kecil RAj Nurmalitasari.

Kisah tersebut dipaparkan langsung oleh sang ibunda, GKR Hemas.

Rentetan kisah hidup dari remaja hingga dewasa disajikan para penulis lain.

Salah satu tim penulis, Julius Felicianus, menyatakan pasukannya yang beranggotakan tujuh orang hanya butuh waktu tiga pekan untuk menyelesaikan buku ini.

Dia menegaskan untuk memilih penulis dari beragam latar belakang bukan tugas yang gampang.

Proses pembuatan buku dimulai pada 1 Februari 2022.

Penyelesaian tak selalu mulus karena tulisan terakhir baru dikumpulkan dua hari menjelang deadline.

‘’Ada semacam kekuatan khusus untuk menyelesaikan buku ini. Saya rasa teman-teman yang mengedit dan layout juga merasakan hal serupa,’’ kata Julius.

GKR Mangkubumi menuturkan, buku ini menjadi kado terindah pada momen ulang tahunnya yang ke-50.

Menurut dia, apa yang ditulis oleh tokoh publik, rekan-rekannya semasa muda, hingga gurunya di bangku sekolah, sangat bermanfaat untuk refleksi diri.

‘’Isinya kan bermacam-macam, tapi semuanya kesan yang baik. Saya sangat berterima kasih pada seluruh penulis dan tim penyusun. Buku ini menjadi refleksi bagi diri saya agar ke depan bisa lebih baik,’’ ungkapnya.

Komentar positif juga disampaikan pengusaha properti dan pemilik Alimdo Regency di Jalan Gito Gati Sleman, Alim Sugiantoro.

Alim turut hadir pada acara ini, dan mengaku terkesan dengan keseharian Gusti Mangku yang merakyat seperti ayah dan eyang-eyangnya.

Sebagai pengusaha, Alim tahu kiprah putri sulung Gubernur DIY ini yang begitu mementingkan kemakmuran dan kedamaian untuk rakyatnya.

Sebagai pemimpin termasuk di Kadin DIY, Gusti Mangku tampil sebagai sosok yang tangguh, ulet, dan rendah hati.

‘’Gusti Mangku patut menjadi teladan bagi kita semua termasuk para pengusaha. Masyarakat khususnya di DIY, kepemilikan rumah terutama untuk rakyat berpenghasilan rendah masih menjadi persoalan tersendiri. Karena itu, saya selama ini sangat serius dan menekuni penyediaaan rumah murah untuk rakyat kecil di Yogyakarta,’’ jelas Alim yang dikenal sebagai pengembang perumahan MBR Godean Jogja Hills.

rr