blank
WBP Lapas perempuan Semarang terlihat terampil menjahit pakaian sebagai bekal mereka saat kembali di masyarakat. Foto: Dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah menggandeng PT Amura Pratama kembali memberikan pembinaan kemandirian kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) berupa bimbingan kerja industri garmen di Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang.

“Upaya itu untuk mengembalikan WBP ke jalan yang benar. Untuk itu diperlukan dukungan semua pihak, karena mereka butuh bekal saat mereka kembali ke masyarakat,” terang Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, A Yuspahruddin, Minggu (27/2/2022).

Menurutnya, tujuan dari pembangunan pabrik garmen itu adalah mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pembinaan WBP.

“Dibutuhkan andil dan perhatian besar masyarakat luar untuk memberikan support kepada WBP, sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat dapat berperan aktif dalam pembangunan, tidak mengulangi tindak pidana dan dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab,” lanjut Yuspahruddin.

Sebelumnya pembinaan kemandirian yang menggandeng PT Amura Pratama juga dilakukan di Rutan Kelas I Surakarta sebagai salah satu rutan di Indonesia yang menjadi lokasi pabrik garmen sejak Agustus tahun lalu.

Diketahui, pembinaan kemandirian Lapas Kelas IIA Perempuan Semarang kini berkembang dengan pesat. Bahkan hasil karya para WBP melalui Bimbingan Kerja (Bimker) telah dilirik pihak ketiga.

“Sebanyak 30 orang WBP dikrekrut menjadi karyawan garment dan dilatih untuk siap bekerja memenuhi target pasar,” ujar Kepala Lapas Perempuan Semarang, Kristiana H.

“Sebagai pihak ketiga, perusahaan tersebut mempercayakan produksi garmennya di Lapas Perempuan Semarang. Para WBP diberi garapan ribuan pesanan baju seragam sekolah sebanyak 2.281 dan jaket sebanyak 3.170 buah,” ungkapnya.

Sebelumnya, para WBP sama sekali tidak memiliki keterampilan menjahit. Namun dengan adanya pelatihan dan orderan yang melimpah, mereka mampu menguasai mesin jahit hanya dalam waktu sebulan.

“Tak perlu waktu lama, para WBP tengah menggarap ribuan pesanan baju. Suasana di ruangan Bimker Lapas Perempuan Semarang seakan seperti di dalam pabrik industri garmen. Puluhan mesin jahit berjejer rapi lengkap dengan benang, kain, dan piranti lainnya,” jelasnya.

Tumpukan kain menjadi pertanda banyaknya pesanan. Bahkan tampak karung-karung yang sudah tersusun rapi pakaian jadi hasil garapan para WBP.  Mereka fokus dan terampil mengoperasikan mesin jahit. Ada yang menjahit resleting, memotong kain, memasang jarum, menyetrika pesanan jadi, dan melubangi kancing.

Ning