Dosen ISI Surakarta, Basnendar Herry Prilo Sadoso, semalam, menyatakan, acara tersebut untuk meramaikan Event Nyantel #2 Exhibition 2022. Diikuti para mahasiswa dan masyarakat umum.
Ilham Musyafa Asyari, Owner Sapretoz, Pop up Book Collector, yang juga alumni Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain ( FSRD) Institus Seni Indonesia (ISI) Surakarta, memilih tema workshop bertajuk ” Pop Up: Hidden in The Motherland.”
Workshop ini digelar dengan tujuan untuk mewadahi masyarakat umum yang berminat belajar mengenai pengenalan pop up dan teknik pembuatan. Peserta mendapat pembimbingan praktik langsung membuat pop up.
Pop up sendiri menurut pengertian oleh Ann Montanaro (Aulia Azmi Masna2015:12), mirip dengan Origami. Yakni seni teknik melipat kertas. Pop up memiliki kelebihan menampilkan bentuk, yang dibuat dengan melipat dan memiliki dimensi.
Terlihat para peserta sangat antusias mengikuti pembimbingan praktik. Sejak melakukan aktivitas menggunting, melipat dan menempel material kertas. Mereka mendapatkan petunjuk langsung dari pemateri Ilham Musyafa Asyari.
Nanda Aqshal Cendharana selaku Ketua Panitia, memaparkan, Workshop offline ini bertujuan untuk memberi pengetahuan dan materi berkreativitas melalui media pop up. Dalam upaya mengajak para peserta mendapat media untuk berekspresi.
Sebagaimana diketahui, seni melipat kertas Origami asal Jepang terkenal di seluruh dunia. Maestro seniman Jepang, Haruki Nakamura, kini mampu membawa seni origami lebih maju lagi. Yaitu dengan menciptakan origami pop up yang bisa berubah bentuk, apabila ditarik, ditekan, atau dilempar.
Bambang Pur