Mahkota balon itu dibuat dari bahan karet pentil, yang diberi angin memakai pompa. Selanjutnya dibentuk lingkaran dengan kreativitas sungut atau ekor, dan dikenakan melingkar di kepala.
Anggota Babinsa Koramil-14/Jatisrono, Sertu Lasto dan Serda Samuel, menyatakan, pemakaian mahkota balon tersebut untuk menumbuhkan suasana riang. Agar anak-anak tidak tegang dan tidak takut saat menerima suntikan vaksin.
Personel Babinsa, tampil memberikan tugas pendampingan kegiatan pelayanan vaksin tahap pertama untuk anak usia 6-11 tahun. Kali ini, sasarannya para siswa SD di wilayah Desa Jatisrono dan Desa Gondangsari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri.
Yakni siswa-siswi SD Negeri 1, 5 dan 6 Jatisrono, serta murid SD Negeri 2 Gondangsari, berikut anak usia 6 tahun dari Taman Kanak-kanak (TK) Pertiwi Kecamatan Jatisrono.
Ciut Nyali
Sertu Lasto, mengatakan, tidak semua anak berani disuntik. Ada yang saat melihat jarum jarum suntik saja, sudah membuat ciut nyalinya. ”Kondisi ini wajar bagi anak-anak,” jelas Lasto.
Phobia (ketakutan berlebihan) terhadap suntik, menjadi tantangan tersendiri yang harus dicarikan solusinya. Salah satunya, membangun suasana riang di tempat pelayanan vaksin. Para petugas mengenakan atribut mahkota balon warna-warni.
Bersamaan itu, para orang tua dan wali murid diberikan kelonggaran untuk mendampingi putra-putrinya, saat disuntik vaksin. Tampil menjadi vaksinator, petugas medis dari Puskesmas Jatisrono.
Jumlah siswa-siswi SD dan TK yang tervaksin sebanyak 519 anak. Perinciannya, untuk murid SD Negeri 1 Jatisrono sebanyak 163 anak, SD Negeri 5 Jatisrono sebanyak 141 siswa, SD Negeri 6 Jatisrono sebanyak 70 anak, TK Pertiwi sebanyak 13 anak, dan SD Negeri 2 Gondangsari sebanyak 132 siswa.
Bambang Pur