blank
Ahmad Saefudin, instruktur pelatihan dan 10 peserta terbaik bersama peserta pelatihan.

JEPARA (SUARABARU.ID- Yayasan Relasi Nusantara Satu kembali melanjutkan agenda Pelatihan Peningkatan Kapasitas Moderasi Beragana Bagi Guru PAI SD di Kabupaten Jepara di Aula Lantai 3 Perpustakaan Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara (17-19/12).

Kegiatan ini merupakan rangkaian panjang skema pelatihan moderasi beragama model in-on-in yang sudah berlangsung sejak pertengahan bulan November 2021. Pelatihan  diikuti oleh 40 guru PAI dari pelbagai wilayah kecamatan seperti Keling, Mlonggo, Pakis Aji, Jepara, Batealit, dan Kedung.

Tujuan kegiatan difokuskan kepada laporan dan evaluasi implementasi RPP PAI yang sudah diintegrasikan dengan nilai-nilai moderasi beragama oleh peserta pelatihan. “Peserta diminta melaporkan proses simulasi pembelajaran rancangan RPP PAI yang sudah terintegrasi dengan nilai-nilai moderasi beragama di sekolah,”  ungkap Atho’ Nugroho, Ketua Yayasan Yayasan Relasi Nusantara Satu.

blank
Peserta mendiskusikan kendala yang dialami dan berusaha menemukan solusinya

Peserta kemudian  mendiskusikan kendala yang dialami dan berusaha menemukan solusinya. “Terakhir, peserta saling mengevaluasi kelebihan dan kekurangan RPP PAI yang sudah disusun,” ujar Atho’ Nugroho

Kendala implementasi nilai-nilai moderasi beragama di sekolah antara lain minimnya sosialisasi. Pembatasan tatap muka di kelas akibat Pandemi Covid-19 juga berpengaruh terhadap penanaman moderasi beragama di kelas. Meski demikian, agenda pelatihan ini disambut secara antusias oleh peserta.

“Pelatihan ini menjadikan guru PAI lebih memahami moderasi beragama. Harapanya setelah pelatihan ini, ada diklat berkelanjutan sehingga moderasi beragama benar-benar bisa terwujud di lingkungan sekolah,” ujar Santoso, sekretaris KKG PAI Kabupaten Jepara selaku peserta.

Ahmad Saefudin yang bertindak sebagai instruktur pelatihan merangkum beberapa poin rekomendasi yang dihasilkan dari proses Focus Group Discussion (FGD) dengan peserta. Menurutnya, terdapat lima rekomendasi utama sebagai bahan perbaikan. Pertama, contoh praktis dari masing-masing nilai moderasi beragama bisa ditambahkan ke dalam RPP setiap mata pelajaran di SD. Kedua, kuota peserta pelatihan moderasi beragama bisa diperbanyak sehingga lebih banyak perwakilan SD yang ikut berpartisipasi.

Ketiga, dalam mencontohkan nilai-nilai moderasi beragama, seyogyanya mengaitkan dengan kasus-kasus mutakhir yang terjadi di lingkungan sekitar siswa SD. Keempat, perlu dilakukan pemetaan KD mata pelajaran PAI SD dengan nilai-nilai moderasi beragama secara keseluruhan. Kelima, antar peserta bisa saling berbagi hasil penerapan nilai-nilai moderasi beragama di sekolah masing masing.

Pada kesempatan tersebut, Yayasan Relasi Nusantara Satu juga memberikan apresiasi berupa uang pembinaan kepada sepuluh peserta terbaik. Instrumen penilaian bersumber dari rancangan RPP PAI dan video simulasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh peserta pada skema pelatihan on di satuan pendidikan masing-masing.

Sepuluh peserta terbaik tersebut yaitu: VitaVi Fauziah, S.Pd.I. (SDN 1 Plajan), Tsalis Nayla Farikha, S.Pd.I. (SDN 1 Watuaji), Ika Kholifatun Nisak, S.Pd.I. (SDN 12 Karanggondang), Muhammad Rozikin, S.Pd. (SDN Potroyudan), Hesti Widyastuti, S.Pd.I. (SDN 3 Tunahan), Sufiah Dian Mulyani, S.Pd.I. (SDN 9 Panggang), Arif Sholekul Huda, S.Pd.I. (SDN 1 Mulyoharjo), Faridatun Nikmah, S.Pd. (SD Negeri 1 Wonorejo), Hidayatun Nikmah, S.Pd.I. (SD Semai), dan Fitri Roihani, S.Pd. (SDN 11 Jambu).

Hadepe – AS