blank
Foto: Ilustrasi

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Satuan Reskrim Polres Grobogan saat ini tengah mendalami kasus meninggalnya siswi sebuah SD di Karangrejo, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan apakah betul korban merupakan korban penganiayaan atau tidak.

Hal itu diungkapkan Kasat Reskrim Polres Grobogan AKP Andryansyah Rithas Hasibuan, Rabu (29/12/2021). Untuk pembuktian, saat ini tengah dilakukan penyelidikan.

Dituturkan, bahwa pihaknya menerima laporan orang tua korban, yang menyatakan anak perempuannya meninggal karena mengalami penganiayaan, selepas kegiatan bersama teman-temannya di Jatipohon, Kabupaten Grobogan.

blank
Kasat Reskrim Polres Grobogan AKP Andryansyah Rithas Hasibuan. Foto: Dok Polres Grobogan

Korban berinisial SM meninggal Rabu 22 Desember 2021 adalah anak Pujiyanto. Didampingi kuasa hukumnya, orang tua melaporkan kejadian yang menimpa putrinya tersebut ke Polres Grobogan.

Pujiyanto melaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) pada Senin 27 Desember 2021. Kapolres Grobogan AKBP Benny Setyowadi melalui Kasat Reskrim AKP Andryansyah membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari orang tua korban.

“Satreskrim telah menerima aduan atau laporan dari orang tua korban bernama SM, pada Senin 27 Desember 2021 pukul 20.00 WIB,” ujar AKP Andryansyah Rithas Hasibuan. Aduan tersebut terkait anaknya meninggal diduga akibat korban penganiayaan,” tambahnya.

Kedua orang tua korban berharap pihak kepolisian segera mengusut kasus tersebut. Apalagi menurut mereka, pemeriksaan pihak RS menyebutkan, di tubuh korban terdapat luka lebam.

Tahap yang dilaksanakan yakni memeriksa saksi-saksi, termasuk melaksanakan autopsi terhadap jenazah korban. “Untuk saat ini kami dalam tahap melakukan klarifikasi dengan memeriksa beberapa saksi. Termasuk teman dari korban, juga saksi lain yang mengetahui kejadian ini,” ungkap AKP Hasibuan.

“Tidak menutup kemungkinan pihak sekolah juga akan kita mintai keterangan,” jelas AKP Hasibuan.

Sementara itu, ayah korban berusaha mengikhlaskan kepergian korban yang begitu mendadak. Apalagi, sang ayah masih ingat anaknya mengigau tentang nama anak yang menyakiti putrinya membuatnya tak tenang.

“SM mulai mengeluh sakit di seluruh tubuhnya, sehari setelah menerima rapor yakni pada Minggu 19 Desember 2021. Namun pada hari itu masih sempat menghadiri ultah temannya di Sumber Jatipohon,” ujar Pujiyanto.

Menurut Pujiyanto, setelah mengeluh sakit, dirinya langsung membawa ke bidan desa setempat, namun karena kondisinya tidak kunjung membaik, SM dibawa ke rumah sakit.

Korban akhirnya meninggal dunia setelah sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit. Atas dasar itulah, Pujiyanto melaporkan kejadian yang menimpa anaknya.

Ratri SW