blank
Ekspor harus makin ditingkatkan. Foto: Isdt

Buah Manis

Kendati banyak faktor pendukung, salah satu buah manis yang dipetik dari keberanian RI mengevolusi perdagangannya adalah surplus neraca perdagangan yang dicapai sepanjang tahun, bahkan Indonesia berhasil mencetak rekor-rekor perdagangan luar negeri sepanjang sejarah tahun ini. Prestasi tersebut tentu saja dapat dijadikan modal untuk pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

Memasuki Januari 2021, neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus 1,9 miliar dolar AS. Kontribusi terbesar berasal dari surplus neraca nonmigas yang mencapai 2,6 miliar dolar AS dan defisit neraca migas sebesar 668,1 juta dolar AS. Dan surplus di awal tahun itu merupakan yang tertinggi sejak Januari 2014, di mana angkanya defisit 0,43 miliar dolar AS.

Tren surplus neraca perdagangan berlanjut pada Februari 2021 yang mencapai 2 miliar dolar AS. Surplus tersebut disumbang oleh surplus nonmigas sebesar 2,44 miliar dolar AS dan defisit neraca migas sebesar 0,44 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus antara lain bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja, karet dan produk dari karet, serta alas kaki.

Pada Maret 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI mengalami surplus 1,57 miliar AS dengan total nilai ekspor 18,35 miliar dolar AS dan impor 16,79 miliar dolar AS. Di bulan ketiga tersebut, Indonesia berhasil mencetak rekor ekspor tertinggi sejak 2011 yang kala itu angka ekspornya mencapai 18,64 miliar AS. Adapun tiga komoditas ekspor yang mendongkrak ekspor nonmigas RI kala itu yakni besi baja, CPO, dan otomotif.

Surplus neraca perdagangan RI kembali terjadi pada April 2021 sebesar 2,19 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 18,48 miliar dolar AS dan impor 16,29 miliar dolar AS. Mengejutkan, nilai ekspor RI pada April mencetak rekor tertinggi sejak Agustus 2011 atau sepuluh tahun lalu yang angkanya 18,64 miliar dolar AS. Tingginya nilai ekspor tersebut tidak terlepas dari harga komoditas di pasar global yang juga naik di bulan itu.

Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2021 kembali surplus sebesar 2,36 miliar dollar AS. Dengan begitu, surplus pada Mei membuat Indonesia mengalami surplus selama 13 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus pada Mei merupakan yang tertinggi sepanjang 2021. Semula, surplus tertinggi terjadi pada April 2021 sebesar 2,19 miliar dollar AS.

Surplus perdagangan RI memecahkan rekor kembali pada Agustus 2021 dengan nilai 4,74 miliar dolar AS. Nilai surplus tersebut menembus rekor sebelumnya, yakni pada Desember 2006 yang angkanya 4,64 miliar dolar AS. Pada kondisi itu, besi dan baja, serta minyak hewan nabati masih menjadi primadona komoditas ekspor.

Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Oktober 2021 sebesar 5,73 miliar dolar AS. Mendag menyebut, surplus neraca perdagangan tersebut menjadi yang terbesar sepanjang sejarah perdagangan Indonesia.

Pada bulan kesepuluh, Indonesia juga mencetak kinerja ekspor tertinggi selama menjani perdagangan luar negeri. Ekspor Indonesia pada Oktober 2021 tercatat sebesar 22,03 miliar miliar dolar AS. Kinerja ekspor Oktober mencetak rekor baru dengan nilai ekspor bulanan tertinggi juga sepanjang sejarah, bahkan melampaui angka Agustus 2021.

November 2021 Surplus

Neraca dagang RI semakin moncer hingga November 2021, yang mencapai surplus 3,51 miliar dolar AS. Sederet prestasi dagang tersebut membuat perdagangan Indonesia di atas angin dengan nilai surplus akumulatif periode Januari-November 2021 sebesar 34,32 miliar dolar AS atau setara Rp492,42 triliun.

Nilai tersebut hampir dua kali lipat dari surplus periode yang sama pada 2020 yang sebesar 19,52 miliar dolar AS.

Hingga akhir 2021, surplus neraca perdagangan diproyeksi mencapai 37 miliar dolar AS. Sedangkan akumulasi nilai ekspor sepanjang 2021, diperkirakan akan mencapai 209 miliar dolar AS. Jika tercapai, artinya RI menembus rekor ekspor tertinggi baru sejak 2011, yang angkanya 203,5 miliar dolar AS.

Dengan capaian-capaian itu, tidak heran jika berbagai pihak memprediksi perekonomian Indonesia akan cepat pulih dari dampak pandemi covid-19. Semoga bukan hanya pulih, tapi Indonesia juga mulai unjuk gigi kekuatan dagangnya sebagai buah manis berevolusi.

Ant